Solopos.com, JAKARTA — Dua mantan Presiden Republik Indonesia yakni Soeharto dan Abdurahman Wahid (Gus Dur) tidak masuk dalam daftar calon Pahlawan Nasional. Daftar itu dihasilkan oleh Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) di Kementerian Sosial.
Hal itu dikatakan Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, Ryamizard Ryacudu, setelah diterima Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/11/2018). Menurutnya, kedua tokoh tersebut sudah berkali-kali diajukan untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional.
“Paling banyak pertanyaan itu Gus Dur dan Soeharto, dua nama itu sudah berkali-kali diajukan tapi tahun ini tidak diajukan oleh tim TP2GP,” kata Ryamizard.
Dia mempersilakan publik untuk menanyakan langsung kepada TP2GP soal alasan absennya Gus Dur dan Soeharto dalam usulan pahlawan nasional. “Nah itu tanya ke tim TP2GP di Kemsos tahun ini tidak diajukan,” katanya.
Ryamizard mengaku telah memberikan banyak pertimbangan kepada Presiden terkait pemberian gelar pahlawan nasional tahun ini. “Oh banyak, tapi kan tidak perlu disampaikan terbuka,” katanya.
Dia menambahkan, diskusi penetapan pahlawan nasional dilakukan dengan banyak perdebatan. “Kita ini diskusi ngotot-ngototan. Kalau dari tim dulu 18 orang lalu jadi 6, tadi kita ciutkan 8, kata Presiden kebanyakan,” katanya.
Sebagian besar nama itu, kata Ryamizard, berasal dari daerah.