News
Jumat, 17 Januari 2014 - 16:50 WIB

Ledakan Warnai Unjuk Rasa, 28 Demonstran Terluka

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ledakan mengoyak unjuk rasa di Bangkok, Jumat (17/1/2014). (JIBI/Solopos/Reuters/Stringer)

Solopos.com, BANGKOK — Ledakan mewarnai aksi unjuk rasa antipemerintah yang digelar di Bangkok, ibu kota Thailand, Jumat (17/1/2014). Lembaga swasta Erawan Medical Center yang memantau rumah-rumah sakit di Bangkok menaksir adanya 28 pengunjuk rasa yang terluka akibat ledakan itu.

Demonstran antipemerintah di jalanan Kota Bangkok, Jumat (17/1/2014). (JIBI/Solopos/Reuters/Athit Perawongmetha)

Advertisement

Insiden itu terjadi tatkala iring-iringan pengunjuk rasa bergerak mengikuti pemimpin mereka, Suthep Thaugsuban, di dekat Universitas Chulalongkorn, kawasan pusat kota. “Hal itu terjadi akibat pelaku melemparkan bahan peledak, Suthep berada sekitar 30 meter dari tempat tersebut,” ungkap Akanat Prompha, seorang juru bicara gerakan massa.

Ia menegaskan Suthep tidak terluka akibat insiden itu. Sementara itu, polisi yang dikutip Kantor Berita Reuters, menduga perangkat peledak itu sengaja dilempar seseorang ke arah iring-iringan yang semula berjajar rapi itu. Tidak bisa segera diketahui pihak yang bertanggung jawab atas ledakan itu, namun dipastikan tidak ada korban luka yang terancam jiwanya.

Kerusuhan politik meletus di Thailand sejak November 2013 lalu dan semakin meningkat Senin (13/1/2014), ketika para demonstran yang dipimpin mantan politisi oposisi Suthep menjadikan sebagian dari ibu kota Thailand itu macet. Para pengunjuk rasa itu juga berhasil memaksa banyak kementerian menutup kegiatan.

Advertisement

Menteri Luar Negeri Surapong Tovichakchaikul mengatakan bahwa Jumat adalah waktu untuk mengambil kembali kendali Bangkok dari pengunjuk rasa yang menginginkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mundur dan menolak pemilu yang telah dijadwalkan 2 Februari 2014 mendatang. Hal itu dikemukakan Surapong dalam sebuah konferensi pers.

Ia dalam kesempatan itu tampil sebagai representasi pemerintah yang dikawal polisi dan personel militer Thailand. “Jika berhasil, ini bisa menjadi contoh bagi departemen lain untuk mengikuti,” kata Surapong .

Ketika ditanya apakah pemerintah akan bergerak untuk mengakhiri blokade kementerian dan beberapa persimpangan utama kota, ia berkata, “Segera. Sudah waktunya. Kita harus mulai melakukan sesuatu.”

Advertisement

Sebelumnya, ratusan orang dengan sepeda motor dan kendaraan lain melaju hingga wilayah administrasi pemerintahan tempat berdirinya kantor-kantor yang melayani paspor. Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional Paradorn Pattanatabut kepada Reuters mengakui adanya konfrontasi sebagian masyarakat dengan para pengunjuk rasa.

“Mereka mengatakan mereka marah pada kerumunan antipemerintah yang memblokir lalu lintas di sana dan menghentikan mereka dari mendapatkan akses ke pelayanan pemerintah, terutama kantor urusan paspor,” klaimnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif