News
Kamis, 9 Juli 2015 - 01:50 WIB

LEBARAN 2015 : Kebutuhan Uang Pecahan Kecil (UPK) Naik Tajam

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penukaran uang baru (Burhan Aris Nugraha/Solopos/Dok.)

Lebaran 2015 ini masyarakat sangat antusias menukarkan uang baru.

Solopos.com, SOLO—Kebutuhan penukaran uang pecahan kecil (UPK) masyarakat di tahun ini naik dua kali lipat jika dibandingkan tahun sebelumny. Meski begitu, antrean panjang di Bank Indonesia (BI) Solo telah terurai karena bekerja sama dengan lima perbankan di Soloraya.

Advertisement

Deputy Kepala Perwakilan BI Solo, Hendik Sudaryanto, mengatakan penukaran UPK yang sudah terlayani sekitar Rp78 miliar hingga Selasa (7/7/2015). Padahal tahun lalu selama satu bulan penukaran UPK hanya membutuhkan dana sekitar Rp40 miliar. Hal ini dipengaruhi tingginya animo masyarakat dan penyebaran layanan yang semakin luas lantaran layanan dilakukan di masing-masing daerah di Soloraya.

Pihaknya memprediksi hingga akhir pelayanan pada Rabu (15/7/2015), akan ada sekitar 14.000 masyarakat yang terlayani. Meski kebutuhan masyarakat meningkat tajam, Hendik mengatakan pasokan UPK masih cukup. Hal ini karena alokasi dana pelayanan penukaran UPK dan perbankan dari sebelumnya Rp2,7 triliun dinaikkan menjadi Rp3 triliun.

“Saat ini total dana yang sudah tersalurkan senilai Rp2,68 triliun untuk masyarakat dan perbankan. Namun kebutuhan perbankan sudah terpenuhi hingga Lebaran. Sisa yang ada masih bisa mencukupi kebutuhan penukaran UPK masyarakat,” ungkap Hendik saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (8/7/2015).

Advertisement

Menurut dia, sejak layanan dibuka setiap hari, masyarakat yang mengantre sejak pagi sudah tidak sebanyak sebelumnya. Bahkan saat layanan loket hendak dibuka, masih ada sekitar 150 kursi yang kosong dari 500 kursi yang disediakan. Menurut dia, banyaknya layanan yang dibuka membuat masyarakat tidak lagi berebut untuk datang lebih pagi.

Dia mengatakan sejak Senin (6/7/2015), jumlah antrean yang biasanya dibatasi 300 orang per hari menjadi 500 orang per hari. Selain itu, ada tiga perbankan, yakni BNI, BCA, dan Bank Jateng yang membuka layanan untuk 200 orang per hari dari sebelumnya 100 orang. Oleh karena itu, dalam sehari ada sekitar lebih dari 2.000 masyarakat di Soloraya yang terlayani penukaran uang. Hal ini mengingat layanan penukaran UPK dilakukan di Soloraya.

“Salah satu alasan antrean di BI terurai karena satu orang hanya bisa menukar pecahan uang sekali dalam sepekan. Hal ini dilakukan dengan kewajiban menunjukkan KTP saat menukarkan uang, dengan begitu diharapkan semakin banyak masyarakat yang terlayani,” kata dia.

Advertisement

Hedik mengatakan pada tahun depan, jumlah perbankan yang diajak kerja sama akan ditambah. Hal ini untuk mengurangi praktik jual-beli uang yang marak di pinggir jalan. Padahal hal itu berisiko meningkatkan peredaran uang palsu dan jumlah yang tidak sesuai. Lebih lanjut, dia mengatakan terjadi pergeseran tren penukaran UPK, yakni dari biasanya pecahan Rp2.000 menjadi pecahan Rp5.000.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif