SOLOPOS.COM - Pintu keluar tol Cikampek, Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (24/7/2014), terlihat padat. Petugas kepolisian melakukan rekayasa buka tutup arus lalu lintas dengan mengalihkan kendaraan pemudik tujuan jalur pantura menuju jalur selatan guna memecah kemacetan. (JIBI/Solopos/Antara/Wahyu Putro A.)
Lebaran 2015 menjadi ujian bagi pemerintah mempersiapkan infrastruktur jalan.
Solopos.com, BOGOR — Operator jalan tol Cikampek-Palimanan akan mengenakan tarif Rp750 per kilometer kepada masyarakat yang melaluinya sebagai jalur alternatif untuk pemudik.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, mengatakan hingga kini Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) masih belum memutuskan berapa tarif yang akan dikenakan kepada pengendara yang melaluinya. Akan tetapi secara rata-rata operator akan mengenakan Rp750 per kilometer.
“BPJT masih belum memutuskan, karena di dalam pembangunannya kan ada yang menembus bukit batu, dan itu ada biaya tambahan yang akan dikenakan di tarif,” katanya di Istana Bogor, Jumat (5/6/2015).
Basuki Hadimuljono menuturkan saat ini proyek jalan tol tersebut telah memasuki tahap penyelesaian pemasangan marka jalan. Dia pun telah meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meresmikannya pada 15 Juni 2015.
Basuki sebelumnya juga mengatakan ruas Palimanan-Pejagan dan Pejagan-Brebes sudah dapat dimanfaatkan untuk arus mudik. Pihaknya terus memantau pengerjaan Jembatan Ciherang yang sudah masuk ke dalam tahapan pengecoran agar dapat dilalui kendaraan.
“Kalau tol Cikampek-Palimanan, mudah-mudahan kami optimistis dapat kami resmikan sebelum Ramadan,” katanya.
Basuki menuturkan sudah ada komitmen dari kontraktor untuk menyelesaikan ruas Palimanan-Pejagan yang saat ini masih rusak. Waskita pun berupaya segera mengerjakan Pejagan-Brebes agar dapat dilalui oleh kendaraan kecil saat arus mudik nanti.