News
Kamis, 11 Juli 2013 - 05:19 WIB

LEBARAN 2013 : Proyek Jalan Terancam Molor, Arus Mudik Terancam Terganggu

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sejumlah pekerja melakukan proses perbaikan jalan di jalur pantura, tepatnya di Jl. Martoloyo, Tegal, Jateng, Senin (1/7/2013). Perbaikan jalur pantura dikerjakan karena banyaknya jalan rusak dan bergelombang agar arus lalu lintas mudik dan balik Lebaran lancar. (JIBI/Solopos/Antara/Oky Lukmansyah)

Solopos.com, SEMARANG — Proyek pembangunan jalan dan jembatan terancam macet akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Arus mudik dan balik Lebaran 2013 pun berpotensi terganggu jika hal itu berlanjut hingga Lebaran mendatang.

Advertisement

Demi memastikan kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 2013 itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah meminta Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) memastikan proyek perbaikan jalur pantura Pulau Jawa benar-benar selesai 10 hari sebelum (H-10) Lebaran. “Selesai di sini maksudnya benar-benar sudah tidak ada lagi pekerjaan dan alat beratnya tidak diparkir di badan jalan,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdar) Kemenhub Soeroyo Alimoeso di Jakarta, Rabu (10/7/2013).

Titik-titik perbaikan jalan di jalur pantura Pulau Jawa itu dimintanya sudah harus bisa digunakan dua arah saat musim mudik Lebaran mendatang. Kemenhub memprediksi puncak arus mudik terutama di jalur pantura akan terjadi pada H-5 dan H-4 Lebaran. Lebaran tahun ini, kata Soeroyo, jatuh pada Kamis (8/8). “Karena itu puncak arus mudik akan terjadi pada Sabtu [3/8] dan keesokan Minggu (4/8)-nya,” kata dia seperti dikutip tempo.co.

Kemenhub boleh-boleh saja berharap, tapi ancaman kemacetan tetap sulit dihindari. Apalagi melihat besarnya jumlah pemudik jalur darat yang tahun ini angkanya diprediksi meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Di Semarang, Rabu, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Pemprov Jateng Urip Sihabudin mengungkapkan jumlah pemudik yang masuk dan melintas wilayah Jateng tahun ini diperkirakan mencapai 6.159.300 orang atau naik 8,9% dibandingkan dengan tahun lalu.
Menurut dia, pemudik pada tahun ini bakal didominasi pemudik yang menempuh jalur darat dengan jumlah sekitar 5.836.500 orang, sedangkan pemudik yang menggunakan kereta api sekitar 210.500 orang, pemudik kapal laut sekitar 29.800 orang, dan pemudik yang naik pesawat terbang sekitar 82.500 orang. “Dari jumlah itu, pemudik yang menggunakan armada bus diperkirakan berjumlah 2.091.000 orang, sedangkan pemudik dengan mobil pribadi sekitar 2.172.500 orang dan pemudik bersepeda motor 1.573.000 orang.”

Advertisement

Statistik itu menggambarkan betapa bakal padatnya semua titik lalu lintas yang selama ini menjadi jalur mudik dan balik Lebaran. Ironisnya, kalangan asosiasi penyedia dan pelaksana jasa konstruksi di Jateng sejak jauh-jauh hari melontar isyarat bakal ada sejumlah proyek jalan dan jembatan yang tidak akan rampung sesuai jadwal alias molor.

Ketua DPD Asosiasi Aspal Beton Indonesia (AABI) Jateng Budhi Sarwono mengeluhkan kenaikan harga BBM, 22 Juni lalu, berdampak menaikkan harga berbagai komoditas perdagangan lainnya. ”Kami sekarang kehabisan cash flow [uang tunai], sehingga tidak bisa melanjutkan pekerjaan pembangunan jalan dan jembatan.”

Ia pun meminta pemerintah mau menyesuaikan kenaikan harga kontrak konstruksi sebagai dampak dari kenaikan harga BBM. “Tanpa adanya penyesuaian kenaikan harga kontrak, dikhawatirkan pencapaian target pekerjaan pembangunan jalan dan jembatan sebelum Lebaran 2013 tidak akan tercapai atau molor,” ujar Budhi Sarwono. (JIBI/Solopos/Antara)

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif