SOLOPOS.COM - Ketua DPP PDI Perjuangan Wiryanti Sukamdani (Dedi Gunawan/JIBI/Bisnis)
Solopos.com, JAKARTA — Ketua Umum PDI Perjuagan Megawati Soekarnoputri menyatakan tidak akan menyelenggarakan open house untuk menerima para tamu pada Hari Idul Fitri 1434 Hijriah, tahun ini.
Pernyataan Megawati Soekrnoputri tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo melalui siaran persnya, Senin 5/8/2013). Melalui siaran pers tersebut, Tjahjo Kumolo mengemukakan permohonan maaf. “Ibu Ketua Umum menyatakan memohon maaf,” kata Tjahjo.
Namun, anggota Komisi I DPR ini tidak menjelaskan alasan Megawati tidak lagi menyelenggarakan kegiatan open house pada Hari Idul Fitri tahun ini. Pada para Hari Idul Fitri tahun-tahun sebelumnya, Mega selalu membuka pintu rumahnya untuk dikunjungi tetamu.
Pada hari yang sama dengan hari pengumuman Tjahjo itu, Senin, DPP PDI Perjuangan menyelenggarakan kegiatan membagikan paket sembako serta menjual daging sapi dengan harga murah. Acara diselenggarakan di halaman Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta.
Ketua DPP PDI Perjuangan Wiryanti Sukamdani mengatakan DPP PDI Perjuangan membagikan sebanyak 12.000 paket sembako yang berisi minyak goreng, mie instan, gula, teh, dan kopi, kepada masyarakat sekitar kantor.
Pada kesempatan yang sama, DPP PDI Perjuangan juga menjual daging sapi dengan harga Rp50.000/kg. Pembagian sembako maupun pembelian daging sapi murah dibatasi kepada warga yang sebelumnya telah mendapatkan kupon. Setiap prembawa kupon hanya boleh membeli 2 kg daging.
Ketua DPP PDI Perjuangan, Ribka Tjiptaning menambahkan program pembagian sembako dan penjualan daging sapi murah itu merupakan bentuk kepedulian DPP PDI Perjuangan kepada masyarakat sekitar. “Menjelang Hari Raya Idul Fitri, kami ingin memberikan bantuan untuk meringankan beban masyarakat yang akan merayakannya, setahun sekali,” katanya.
Ribka menegaskan kegiatan pembagian sembako dan penjualan daging sapi murah itu merupakan perintah Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Ketua Komisi IX DPR ini lalu menyitir kalimat Megawati yang mengatakan, “Kebahagiaan itu bukan karena berkoalisi dengan kekuasaan, tapi kebahagiaan itu ketika kita bisa menangis dan tertawa bersama rakyat.”
