News
Kamis, 13 Maret 2014 - 23:40 WIB

Laris Manis, Toko Dildo Pertama di Bahrain Siap Buka Cabang

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi interior Rumah Mode Khadija (Buzfairy.com)

Solopos.com, TUBLI — Dildo atau alat bantu seksual sedang jadi tren di Bahrain. Negara ini dihebohkan dengan toko dildo pertama di negaranya. Di tengah gencarnya protes dan keberatan yang disampaikan sebagian warga, toko itu justru mengumumkan rencana membuka cabang.

Emirates247, Rabu (5/3/2014), mengutip Al Arabiya mengabarkan Rumah Mode Khadija telah bersiap membuka toko dildo kedua di Bahrain. Rencananya akan mengambil lokasi di luar Alun-Alun Manama.

Advertisement

Niat Khadija didorong oleh permintaan produknya yang sangat besar di Bahrain. Pertumbuhan peminat secara bertahap meningkat hingga awal 2014 yang mendapati banyak peminat baru. Bahkan pemilik toko menyebutkan peminat dari tiga negara telah menghubunginya untuk membuka gerai.

“Saya telah didekati oleh investor dari Lebanon, Dubai, dan Qatar yang menginginkan agar saya membuka gerai di negara mereka,” ucap pemilik toko, Khadija Ahmed.

Khadija menyebut jazirah Arab telah mengalami perubahan cara pikir. Dia menjelaskan persepsi mengenai aktivitas seperti itu kini telah berubah. “Secara pribadi saya merasa pola pikir orang pasti telah berubah, meski ada beberapa orang masih keberatan,” ujar dia.

Advertisement

Meski diminati, Khadija menyebut banyak mendapat tantangan dari otoritas pemerintahan. Dia perlu meyakinkan petugas pabean, importir dan Kementrian Industri dan Perdagangan di Bahrain untuk dapat melegalkan masuknya “mainan-mainan” ini.

“Kenyataan bahwa saya membuka toko kedua di Bahrain, berarti membuktikan memang ada permintaan yang jelas untuk produk-produk saya.”

Selain toko kedua, dia berniat membuka toko serupa di Qatar atau Uni Emirat Arab (UEA). Kedua negara ini disebutnya lebih “lunak” soal pelarangan dildo.

Advertisement

“Saya telah memastikan produk saya, yang diimpor dari Amerika Serikat, tidak ilegal dan dijual kepada pasangan sah di Bahrain atau Arab Saudi,” jelas Khadija.

Ibu tiga anak itu meluncurkan toko seksnya yang pertama di Wilayah Tubli, sebelah timur Bahrain, pada 2008, dan menawarkan sekitar 1.800 produk mulai dari pakaian dalam wanita sampai minyak pijat.

Pertentangan sudah terjadi di sana sejak toko itu kali pertama dibuka. Meski begitu, Khadija menolak disalahkan. “Saya tidak melakukan sesuatu yang salah dan hanya membantu pasangan menjalani kehidupan bahagia,” katanya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif