News
Kamis, 6 April 2023 - 18:48 WIB

Lagi, Pasutri Asal Lampung jadi Korban Kebengisan Mbah Slamet Banjarnegara

Abu Nadzib  /  Newswire  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Slamet Tohari alias Mbah Slamet, 45, warga Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara saat di Polres Banjarnegara, Senin (3/4/2023). (Istimewa/Instagram @polresbanjarnegara)

Solopos.com, BANJARNEGARA — Kepolisian Daerah Lampung menyebut ada dua orang lagi warga Lampung yang menjadi korban pembunuhan oleh seorang dukun palsu bernama Slamet Tohari alias Mbah Slamet, 45, di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Sama dengan dua korban sebelumnya, korban yang baru diketahui juga sepasang suami istri diduga atas nama Suhery dan Riani.

Advertisement

Mengenai identitasnya, polisi masih melakukan pendataan untuk memastikan.

“Ada tambahan korban penggandaan uang, yakni pasangan suami istri asal Pesawaran,” kata Kepala Bidang Humas Polda Lampung, Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad dalam keterangannya di Lampung Selatan, Kamis (6/4/2023).

Dia melanjutkan respons cepat kepolisian melalui Kapolres Pesawaran AKBP Pratomo dengan mendatangi langsung keluarga korban yang ada di Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, untuk melakukan identifikasi dan sekaligus koordinasi bersama Polres Banjarnegara.

Advertisement

Tujuannya agar sesegera mungkin dapat memberangkatkan keluarga korban atas nama Irsyad, Wahyutriningsih, Suheri, dan Riani ke Banjarnegara untuk mencocokkan dengan data penyidik Satreskrim Polres Banjarnegara.

Total korban pembunuhan Mbah Slamet hingga saat ini ada empat orang yang berasal dari Lampung dan mereka merupakan dua pasangan suami istri asal Kabupaten Pesawaran.

Polda Lampung terus melakukan koordinasi dengan Polda Jawa Tengah untuk mengungkap kasus pembunuhan yang dilakukan dukun palsu tersebut.

Advertisement

Pandra melanjutkan Polda Lampung berencana mengambil sampel DNA dari para keluarga korban.

“Rencananya Tim DVI Biddokes Polda Lampung akan melakukan pengambilan sampel DNA dari keluarga korban. Kami juga telah berkoordinasi dengan Polres Pesawaran dan pemda setempat,” katanya seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Ia juga mengimbau seluruh masyarakat Lampung agar tidak mudah percaya dengan praktik penggandaan uang yang dapat merugikan secara materi, bahkan sampai nyawa taruhannya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif