News
Minggu, 30 April 2023 - 22:09 WIB

Labuan Bajo Masuk Zona Rawan Tsunami, Ini Rencana BMKG saat KTT ASEAN Digelar

Newswire  /  Ivan Indrakesuma  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Labuan Bajo, lokasi penyelenggaraan KTT ASEAN 2023. (Kementerian PUPR)

Solopos.com, JAKARTA – Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyiapkan sejumlah rencana saat KTT ASEAN 2023 digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), 9-11 Mei mendatang. Salah satu alasannya adalah karena Labuan Bajo masuk wilayah rawan tsunami.

BMKG akan mengerahkan seluruh sumber daya dalam rangka mendukung kesuksesan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023.

Advertisement

“Labuan Bajo merupakan wilayah rawan tsunami dan tempat penyelenggaraan KTT ASEAN di pinggir laut dan dekat dengan perairan,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, di Jakarta, Minggu (30/4/2023), dikutip dari Antara.

Ia mengatakan sejumlah rencana telah disusun untuk mendukung sukses penyelenggaraan Keketuaan ASEAN 2023. Di antaranya, BMKG secara berkelanjutan melakukan pembaharuan informasi cuaca, iklim, dan gempa bumi di seluruh lokasi acara.

Advertisement

Ia mengatakan sejumlah rencana telah disusun untuk mendukung sukses penyelenggaraan Keketuaan ASEAN 2023. Di antaranya, BMKG secara berkelanjutan melakukan pembaharuan informasi cuaca, iklim, dan gempa bumi di seluruh lokasi acara.

“Setelah KTT ke-17 G20, Moto GP Mandalika dan F1 Powerboat, maka kali ini BMKG juga akan berkontribusi dalam perhelatan KTT ASEAN 2023. Persiapan terus dilakukan agar event tersebut berjalan dengan baik, lancar, dan sukses,” ujar Dwikorita.

Untuk menunjang hal tersebut, Dwikorita mengatakan BMKG akan menempatkan sejumlah peralatan untuk memonitor dan mendeteksi dini potensi gempa dan tsunami, beserta sistem peringatan dini potensi karhutla, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem serta potensi tsunami di seluruh wilayah KTT ASEAN.

Advertisement

Selain itu, lanjut dia, BMKG menyiagakan 14 Stasiun BMKG di seluruh Propinsi NTT dengan didukung sistem dari Pusat dan 190 Stasiun BMKG yang dilengkapi dengan 40 radar yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

“Dengan begitu, data dan informasi yang dihasilkan akan semakin cepat, tepat, dan akurat,” katanya.

Ia menambahkan BMKG bersama institusi lain seperti BNPB, BRIN, TNI/Polri, dan Pemerintah Daerah setempat juga menyiapkan rencana tanggap darurat jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami.

Advertisement

Pada tahun 2023 ini, Indonesia kembali dipercaya dan didapuk untuk memegang Keketuaan ASEAN. Kali ini, Indonesia mengusung tema besar yakni “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” yang bermakna bahwa bangsa ini sangat menginginkan ASEAN bisa tetap menjadi penting dan relevan bagi seluruh masyarakat dan dunia.

Dwikorita juga mengatakan bahwa BMKG secara institusi telah memainkan peran cukup strategis di kawasan ASEAN. BMKG bahkan ditunjuk dan berperan sebagai ASEAN Earthquake Information Center sejak tahun 2000. Selain itu, BMKG mendukung ASEAN Coordinating Center for Humanitarian Assistance and Disaster Management (AHA Center) serta mendukung misi pembentukan ASEAN Coordinating Center for Transboundary Haze and Pollution Control (ACC THPC).

Ke depan, Dwikorita berharap BMKG dapat lebih memainkan peran-peran strategis di kawasan ASEAN sehingga dapat membawa kebermanfaatan bagi masyarakat ASEAN yang lebih baik.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif