News
Senin, 9 November 2015 - 16:30 WIB

KURS RUPIAH : The Fed Rate Diprediksi Naik Tahun Ini, Rupiah Ditutup Melemah 80 Poin

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergerakan kurs rupiah (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah kembali melemah awal pekan ini.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah diperdagangkan melemah hari ini, Senin (9/11/2015). Dalam perdagangan hari ini, rupiah ditutup di level Rp13.644/dolar AS atau melemah 80 poin (0,59%). Pelemahan ini seiring menguatnya dolar AS terhadap mata uang Asia.

Advertisement

Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Senin (9/11/2015) rupiah anjlok 148 poin atau 1,09% ke Rp13.712/dolar AS. Kurs tengah Bank Indonesia terdepresiasi 137 poin pada Senin siang juga melemah bersama mata uang Asia lain di pasar spot.

“Peluang kenaikan suku bunga AS di Desember semakin terbuka sehingga sentimen penguatan dolar di pasar global makin intensif,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) merosot tajam di tengah spekulasi kenaikan suku bunga The Fed pada Desember. Data yang diterbitkan Bank Indonesia menempatkan Jisdor di level Rp13.687 per dolar AS pada Senin terdepresiasi 137 poin atau 1,01%.

Advertisement

Dolar AS menguat di perdagangan Asia, setelah rilis data tenaga kerja AS yang kuat sehingga mendorong investor berspekulasi kenaikan suku bunga the Fed bakal dilakukan tahun ini. US nonfarm payrolls naik 271.000 pada Oktober, melebihi ekspektasi ekonomi yang disurvei Reiters pada Oktober yang memprediksi di angka 180.000 lapangan kerja baru.

“Dukungan awal terlihat di dekat 98, tetapi prospek ECB (Rate turun) sebelum kenaikan Fed,” kata Ahli Strategi Brown Brothers Harriman dalam catatannya seperti dikutip Reuters, Senin.

Pada pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pekan lalu, Presiden ECB Mario Draghi mengindikasikan bank sentral sedang serius mempertimbangkan memperluas program pembelian obligasi dan kemungkinan menurunkan suku bunga deposito yang sudah negatif. Perbedaan ekspektasi kebijakan moneter menekan euro. Dolar AS juga menguat atas yen.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif