News
Jumat, 23 Oktober 2015 - 16:32 WIB

KURS RUPIAH : Terbaik di Asia Selama Oktober, Rupiah Bertahan Menguat 19 Poin

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergerakan kurs rupiah (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah menguat tipis dan mempertahankan tren penguatan sepanjang pekan ini.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah mempertahankan penguatan hari ini setelah pagi tadi dibuka menguat tajam 157 poin (1,15%) ke level Rp13.483/dolar AS. Pada perdagangan Jumat (23/10/2015), rupiah ditutup di level Rp13.621/dolar AS atau menguat 19 poin (0,14%) dari penutupan kemarin.

Advertisement

Penguatan rupiah ini merespons paket kebijakan ekonomi jilid V, serta prospek stimulus Bank Sentral Eropa (ECB). Rupiah telah reli 7,9% selama Oktober 2015 dan menjadi mata uang dengan performa terbaik di Asia.

“Kami pikir dampaknya akan terlihat dalam beberapa bulan mendatang. Perusahaan mengambil kesempatan untuk merevaluasi. Kami cukup optimistis dengan rupiah,” kata ekonom PT BNI Securities, Heru Irvansyah, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (23/10/2015).

Sementara itu, data Bank Indonesia (BI) menempatkan Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menguat 149 poin Jumat ini di level Rp13.491/dolar AS. Volatilitas rupiah diperkirakan tinggi hingga pekan depan. “Rupiah mungkin bisa melanjutkan sentimen penguatannya pada hari ini,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, dalam risetnya yang diterima Bisnis/JIBI, Jumat.

Advertisement

Rangga mengatakan penguatan rupiah kemarin di saat dolar cukup kuat di Asia. Penguatan tersebut terjadi menjelang diumumkannya paket kebijakan ekonomi V yang kembali diluncurkan, untuk mendorong laju perekonomian yang sedang melambat.

Bersama dengan sentimen positif dari ECB yang mengindikasikan rencana pemangkasan suku bunga serta penambahan stimulus. Akan tetapi, ujarnya, kekhawatiran terhadap hasil FOMC meeting bisa segera datang, dan mengoreksi penguatan tersebut.

ECB memang mempertahankan suku bunganya di 0,05% semalam, tetapi pernyataan Mario Draghi menunjukkan pesimisme terhadap pertumbuhan dan inflasi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif