News
Jumat, 11 Desember 2015 - 16:32 WIB

KURS RUPIAH : Sempat Tembus Rp14.000/dolar AS, Rupiah Melemah 13 Poin

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menghitung Uang Pecahan Rp100.000 (Dok/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah semakin tertekan. Menjelang akhir perdagangan, tekanan rupiah sangat besar dan menembus Rp14.000/dolar.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah kembali melemah dalam penutupan perdagangan akhir pekan ini, Jumat (11/12/2015). Rupiah bahkan sempat menembus level Rp14.013/dolar AS sebelum akhirnya ditutup di level Rp13.993/dolar AS atau melemah 40 poin (0,28%).

Advertisement

Padahal, pagi tadi, kurs rupiah dibuka menguat tipis 0,09% atau 13 poin ke level Rp13.940/dolar AS. Selanjutnya, rupiah terus menguat 0,13% atau 18 poin ke level Rp13.935/dolar AS pada pukul 08.01 WIB. Penguatan rupiah pagi tadi terjadi saat mayoritas mata uang Asia juga menguat terhadap dolar AS.

Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menguat 17 poin atau 0,12% ke level Rp13.937 per dolar AS. Rupiah juga menguat di pasar spot sebesar 0,02% atau 3 poin ke Rp13.950 per dolar AS.

Namun, memasuki sesi kedua perdagangan, rupiah berbalik melemah. Rupiah melemah 4 poin atau 0,03% ke Rp13.957/dolar AS di saat bursa saham memasuki jeda siang. Sebenarnya, pelemahan ini telah diprediksi, khususnya menjelang akhir perdagangan yang mendekati level Rp14.000/dolar AS.

Advertisement

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan faktor tekanan rupiah datang dari sentimen kenaikan suku bunga AS oleh The Fed, pelemahan yuan, serta anjloknya harga komoditas. “Perbaikan data ekonomi domestik diperkirakan hanya akan mampu meredam tekanan depresiasi tetapi tidak akan cukup mengubah arah tren,” paparnya dalam riset yang dikutip Bisnis/JIBI. Adapun dolar AS terus kembali menguat menjelang FOMC meeting pada pekan depan.

Rangga Cipta mengatakan rupiah masih berada di dalam tekanan menjelang rapat FOMC pekan yang diperkirakan akan memutuskan kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat. Tekanan juga muncul dari kelesuan harga komoditas akibat harga minyak yang terus merosot dan pergerakan yuan di pasar spot. Namun, tekanan terhadap rupiah pada beberapa waktu terakhir dibatasi oleh angka inflasi yang rendah dan beberapa perbaikan indikator ekonomi lain.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif