News
Kamis, 10 Maret 2016 - 16:30 WIB

KURS RUPIAH : Rupiah Ditutup Meroket 105 Poin, Kian Dekati Rp12.000-an/dolar AS

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menghitung Uang Pecahan Rp100.000 (Dok/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah terus menguat dan hampir mendekati level Rp12.000-an/dolar AS.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah terus menunjukkan penguatan yang signifikan hingga hari ini, Kamis (10/3/2016). Rupiah di pasar spot hari ini ditutup di level Rp13.052/dolar AS atau menguat 105 poin (0,80%). Aliran dana asing yang masih terlihat dan membaiknya harga komoditas terus mendorong rupiah.

Advertisement

Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Kamis (10/3/2016) rupiah dibuka menguat 27 poin atau 0,21% ke Rp13.130/dolar AS. Pada pukul 08.02 WIB, rupiah menguat 17 poin atau 0,13% ke Rp13.140/dolar AS.

Rupiah terus menguat, bahkan pada pukul 13.55 WIB, rupiah terus menguat hingga 106 poin atau 0,81% ke Rp13.051/dolar AS. Tercatat, indeks dolar AS terus menguat 0,17% ke angka 97.343.

Namun, kurs acuan Bank Indonesia justru terdepresiasi saat rupiah menguat bersama mayoritas kurs Asia di pasar spot. Bank Indonesia menetapkan kurs tengah di Rp13.149 per dolar AS, melemah 21 poin atau terdepresiasi 0,16% dari kurs Senin (8/3/2016).

Advertisement

Kurs jual ditetapkan di Rp13.215 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.083 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli melebar menjadi Rp132.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengemukakan rupiah masih diuntungkan oleh membaiknya harga komoditas dan pelemahan indeks dolar AS. Selain itu, ujarnya, aliran dana asing masih terlihat di surat utang negara (SUN) dan IHSG, sehingga membuat rupiah sempat ke bawah 13,000.

“Tetapi kenaikan cadangan devisa, menunjukkan akumulasi dolar oleh BI. Seakan menunjukkan keinginan untuk mencegah penguatan rupiah yang terlalu tajam dalam waktu singkat,” kata Rangga dalam risetnya.

Advertisement

Namun, ujarnya, risiko tetap ada bagi rupiah. Melihat data ekonomi Tiongkok yang memburuk, serta kenaikan inflasi AS yang bisa mengangkat peluang kenaikan Fed Fund Rate target lanjutan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif