News
Rabu, 11 November 2015 - 16:31 WIB

KURS RUPIAH : Rupiah Ditutup Menguat 19 Poin, Ini Faktor Pendorongnya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergerakan kurs rupiah (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah kembali ditutup menguat hari ini seiring penguatan mata uang Asia lainnya.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah melanjutkan penguatannya pada perdagangan, Rabu (11/11/2015). Dalam perdagangan hari ini, rupiah ditutup di level Rp13.600/dolar AS atau menguat 19 poin (0,14%).

Advertisement

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia menguat ke Rp13.576 per dolar AS pada Rabu. Kurs Asia kompak terapresiasi seiring pelemahan indeks dolar AS. Bank Indonesia menetapkan kurs tengah di Rp13.576 per dolar AS, menguat 43 poin atau 0,32% dari kurs yang ditetapkan kemarin.

Dolar AS melemah setelah sebelumnya mengalami reli, yang mengirimkan indeks ke level terkuat dalam tujuh bulan perdagangan.

Pelemahan tersebut terjadi setelah greenback menguat setidaknya 1% terhadap 10 mata uang negara berkembang pada bulan ini. Hal itu kemungkinan dipicu naiknya suku bunga the Federal Reserve meningkat jadi 66% dibandingkan dengan 50% pada akhir Oktober 2015.

Advertisement

Sentimen tersebut diimbangi data produksi industri China dan investasi melambat pada Oktober. Sementara itu pasar obligasi AS ditutup Rabu untuk liburan.

“Dolar AS telah menelusuri data tenaga kerja nonfarm, tetapi ini mungkin karena profit taking dan liburan AS,” kata Strategi Mata Uang Senior Australia & New Zealand Banking Group, Khoon Goh, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (11/11/2015).

Seperti diketahui AS menetapkan Hari Veteran setiap tanggal 11 November, dan menjadi hari libur nasional. indikasi perlambatan ekonomi China semakin kuat setelah data menunjukkan pertumbuhan produksi dan investasi makin melambat pada Oktober.

Advertisement

Produksi industri China-Tiongkok hanya tumbuh 5,6% year on year pada Oktober, turun dari 5,7% pada September ketika ekonom memperkirakan pertumbuhan akan naik menjadi 5,8%.

Perlambatan juga tampak dari data pembentukan modal di sentral-sentral pertumbuhan China-Tiongkok. Pertumbuhan investasi di area selain pedesaan (rural) naik 10,2% pada Oktober, lebih lambat dari pertumbuhan 10,3% pada September.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif