News
Senin, 9 Mei 2016 - 17:00 WIB

Kurs Rupiah Ditutup Menguat 34 Poin

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergerakan kurs rupiah (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah ditutup menguat di awal pekan ini.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah ditutup menguat 34 poin atau 0,25% ke Rp13.314 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Rupiah sempat melemah tipis 0,06% atau 8 poin ke 13.356 per dolar AS di awal transaksi perdagangan pagi ini, Senin (9/5/2016).

Advertisement

Sebelumnya, Bank Indonesia menetapkan kurs tengah di Rp13.284 per dolar AS, terdepresiasi sebesar 0,29% atau 38 poin dari posisi Rp13.246/dolar AS, Rabu siang.

Kurs jual ditetapkan di Rp13.350 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.218 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp132. Dolar AS siang tadi terpantau menguat terhadap sebagian kurs Asia di antaranya baht Thailand, peso Filipina, dan renminbi China.

“Rupiah kalau kita lihat reli masih belum (signifikan). Harga minyak masih naik. (Namun kita) lihat masuk bulan Mei, orang sedikit hati hati,” Analis Riset Panin Sekuritas Purwoko Sartono saat dihubungi hari ini, Senin (9/5/2016).

Advertisement

“Buruknya penyerapan tenaga kerja non pertanian AS seakan mengonfirmasi pesmisme yang terbentuk bahwa perekonomian AS belum terlalu solid. Dalam jangka pendek, buruknya penyerapan tenaga kerja AS akan semakin menggerus harapan bahwa FOMC meeting berikutnya akan menaikkan FFR Target sehingga seharusnya dolar bisa melemah,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini Senin (9/5/2016).

Pada penutupan perdagangan Jumat (6/5/2016), rupiah melemah 6 poin atau 0,04% ke Rp13.348. Rupiah di pasar spot bergerak, meski libur pada 5-6 Mei 2016. Pada penutupan perdagangan Rabu (4/5/2016), rupiah melemah 73 poin atau 0,55% ke Rp13.261.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan laju rupiah pada awalnya mendapat sentimen positif. Yaitu kembali melemahnya laju dolar AS setelah merespons kurang baiknya data makro AS, yang dinilai masih cenderung melambat.

Advertisement

Akan tetapi, ujarnya, pelemahan tersebut menjadi lebih terbatas setelah dirilisnya pemberitaan dari salah satu petinggi The Fed yang mengatakan kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed pada Juni 2016.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan pertumbuhan tersebut lebih rendah dari capaian kuartal IV/2015 sebesar 5,04%. Namun, jika dibandingkan kuartal I/2015 yang tercatat tumbuh 4,73%, ada kenaikan tipis. Kemudian, kuartal II/20 15 dan kuartal III/2015 sebesar 4,66% dan 4,74%.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif