News
Selasa, 26 Juli 2016 - 16:31 WIB

Kurs Rupiah Ditutup Melemah 33 Poin, Ini Penekannya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah ditutup melemah 33 poin seiring menguatnya indeks dolar AS.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah bergerak melemah sepanjang hari ini, Selasa (26/7/2016). Rupiah ditutup di level Rp13.175/dolar AS atau 33 (0,25%).

Advertisement

Rupiah dibuka melemah tipis 0,07% atau 9 poin ke Rp13.151/dolar AS pada perdagangan Selasa pagi. Kurs rupiah menembus Rp13.150/dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini. Data yang diterbitkan BI pada pagi ini menempatkan Jisdor pada Rp13.150/dolar AS, terdepresiasi 0,11% atau 15 poin dari posisi Rp13.135/dolar AS kemarin.

Bank Indonesia menetapkan kurs tengah di Rp13.150 per dolar AS, terdepresiasi 0,11% atau 15 poin dari posisi Rp13.135/dolar kemarin. Kurs jual ditetapkan di Rp13.216/dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.084/dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp132.

Dalam risetnya, ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengungkapkan tekanan pelemahan rupiah masih tinggi pada perdagangan hari ini. Adapun, investor fokus pada rilis laporan keuangan emiten kuartal II/2016.

Advertisement

Dikemukakannya, rupiah melemah pada perdagangan kemarin bersamaan dengan penguatan dolar AS terhadap kurs Asia. Fokus investor juga mulai tertuju pada rilis laporan keuangan kuartal II/2016 yang akan menjadi konfirmasi atas reli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi dua pekan terakhir.

Menurutnya, hal tersebut bisa menjadi proxy atas ekspektasi angka pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang baru akan datang di pekan pertama Agustus 2016.

“Tekanan pelemahan rupiah secara umum masih akan ada di sepanjang pekan ini, tetapi sikap pesimistis terhadap pertumbuhan global yang kembali bisa menahan penguatan dolar AS hari ini,” paparnya.

Advertisement

Indeks dolar AS yang sempat menguat tajam mulai melemah seiring dengan mulai dirilisnya baik data Inggris maupun Uni Eropa yang kebanyakan menunjukkan sinyal awal dampak perlambatan akibat Brexit. Hal itu juga mendorong turunnya imbal hasil global walaupun hanya tipis.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif