News
Kamis, 17 September 2015 - 16:30 WIB

KURS RUPIAH : BI Rate Tetap, Rupiah Ditutup Stagnan di Rp14.459/dolar AS

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah hari ini diwarnai tekanan dari spekulasi kenaikan The Fed Rate. Sedandgkan BI rate tetap di 7,5%.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah ditutup stagnan pada perdagangan Kamis (17/9/2015) sore. Rupiah ditutup di level Rp14.459/dolar AS atau sama dengan penutupan Rabu (16/9/2015).

Advertisement

Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Rabu (16/9/2015) rupiah ditutup melemah 51 poin atau 0,35% ke Rp14.459 per dolar AS. Adapun Bank Indonesia sore ini mengumumkan tetap mempertahankan suku bunga acuan bank sentral atau BI rate di level 7,5%.

Rupiah mendapat tekanan jelang bank sentral AS membuat keputusan terkait realisasi rencana kenaikan suku bunga (Fed Rate), setelah pertemuan pada 16—17 September. Bahkan, kurs tengah Bank Indonesia turun 10 poin ke Rp14.452 per dolar Amerika Serikat pada Kamis (17/9/2015).

Kurs jual dolar AS ditetapkan di Rp14.524/dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.380/dolar AS. Selisih antara kurs jual dan beli berada di posisi Rp144/dolar AS. Rupiah kembali bertenaga, menguat 23 poin atau 0,16% ke Rp14.436/dolar AS.

Advertisement

Salah satu penyebabnya adalah penilaian Morgan Stanley Investment Management bahwa saat ini ringgit Malaysia dan rupiah merupakan mata uang emerging market paling menarik. Tekanan aksi jual mengantar dua mata uang tersebut ke level terendah dalam 17 tahun.

Morgan Stanley Investment Management memprediksi ringgit dan rupiah akan mengungguli mata uang lainnya di negara berkembang. “Malaysia adalah yang termurah untuk jangka menengah di pasar negara berkembang, dan Indonesia adalah yang kedua,” kata Jens Nystedt, Managing Director Morgan Stanley seperti dikutip Bloomberg, Kamis (17/9/2015).

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif