News
Rabu, 17 Februari 2016 - 16:30 WIB

KURS RUPIAH : BI Rate segera Dipangkas, Rupiah Anjlok 113 Poin

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menghitung Uang Pecahan Rp100.000 (Dok/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah anjlok seiring keputusan rapat dewan gubernur yang memangkas BI rate.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah anjlok seiring penantian sejumlah data ekonomi, mulai inflasi Tiongkok hingga BI rate yang dipangkas. Dalam perdagangan Rabu (17/2/2016), rupiah ditutup di level Rp13.507/dolar AS atau melemah 113 poin (0,84%).

Advertisement

Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka Rabu (17/2/2016) pagi, rupiah melemah 60 poin atau 0,45% ke Rp13.455/dolar AS.Rupiah kemudian bergerak melemah 65 poin atau 0,49% ke 13.460, dan bergerak di kisaran Rp13.455-13.460/dolar AS.

Di tengah sentimen sejumlah data ekonomi yang menjanjikan dari dalam negeri, serta kebijakan di sejumlah negara untuk menstabilkan kondisi moneternya, rupiah masih mampu bertahan di kisaran level tertinggi dalam enam bulan perdagangan.

Hari ini Bank Indonesia mulai menggelar rapat dewan gubernur dua hari, Rabu-Kamis (17-18/2/2016), dan pasar uang dalam negeri memonitor arah besaran BI Rate yang akan diputuskan. Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan sejumlah data ekonomi ditunggu hingga akhir pekan ini.

Advertisement

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya mengatakan ada beberapa data yang ditunggu hingga akhir pekan ini. Pertama, notulensi FOMC meeting dirilis Kamis dini hari, tendensi dovish the Fed diperkirakan tercermin dari laporan. Pandangan para anggota FOMC terhadap prospek Fed Fund Rate (FFR) target di 2016 penting ditunggu.

Kedua, inflasi Tiongkok Januari 2016 ditunggu Kamis pagi diperkirakan naik ke 1,9% YoY. Ketiga, BI Rate diumumkan Kamis sore ini dan diperkirakan dipangkas hingga 25 bps ke 7,00%. Giro wajib minimum (GWM) juga diperkirakan kembali dipangkas oleh Bank Indonesia.

Inflasi AS Januari 2016 diumumkan Jumat malam diperkirakan naik ke 1,3% YoY dari 0,7% YoY. Inflasi inti diperkirakan bertahan di 2,1% YoY. “Harapan pemangkasan yang lebih agresif sebanyak 50 bps mulai muncul di pasar,” kata Rangga.

Advertisement

Pemangkasan BI Rate, ujarnya, akan memperbaiki prospek pertumbuhan. Sehingga seharusnya akan mendorong penguatan rupiah lebih lanjut lagi. Sementara itu harga minyak justru turun hampir 4% hingga pagi ini, setelah tercapai kesepakatan bahwa Arab Saudi dan Rusia akan menahan produksi di level saat ini.

Walaupun di satu sisi ini menandakan peluang kenaikan produksi yang minim tetapi ini juga berarti pemangkasan produksi yang saat ini justru jauh melebihi permintaan global yang mulai melambat. Delegasi OPEC akan memulai pembicaraan dengan Iran pada hari ini untuk isu yang sama.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif