News
Selasa, 3 Desember 2013 - 06:31 WIB

KURS DOLAR NAIK : Rupiah Melemah, Defisit APBN-P 2013 Membengkak Jadi Rp12 triliun

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menghitung Uang Pecahan Rp100.000 (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos,com, CIANJUR — Nilai tukar rupiah yang saat ini berada pada kisaran Rp11.700 akan mendongkrak defisit APBN-P 2013 melebihi Rp12 triliun.

Menteri Keuangan Chatib Basri menjelaskan pergerakan nilai tukar rupiah paling berdampak pada pos subsidi dan penerimaan migas dalam APBN. Kedua pos tersebut adalah anggaran yang besaran realisasinya bergantung pada nilai tukar dolar.

Advertisement

Chatib memperkirakan setiap dolar terapresiasi sebesar Rp1.000  defisit APBN-P 2013 meningkat sebesar Rp5 triliun. “Setiap rupiah terdepresiasi Rp1.000 terhadap dolar, tambah defisitnya Rp5 triliun,” katanya dalam jumpa pers seusai Rapat Kabinet Bidang Perekonomian di Istana Cipanas, Senin (2/12/2013).

Artinya, selisih sekitar Rp2.100 antara nilai rupiah saat ini yang berada pada Rp11.700 dengan asumsi nilai tukar dolar Rp9.600 pada APBN-P 2013 bisa meningkatkan defisit hingga Rp12 triliun di atas target. Namun, dia menegaskan dengan kenaikan defisit tersebut, posisi defisit APBN-P 2013 terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) masih pada tingkat aman.

Menkeu memperkirakan defisit APBN-P 2013 terhadap PDB pada akhir tahun sebesar 2,3% atau di bawah target 2,4% yang ditetapkan pemerintah. Sementara itu, Chatib menilai anjloknya nilai tukar rupiah yang sempat menembus Rp12.000 pada pekan lalu hanya gejolak sesaat. Pelemahan nilai tukar rupiah lebih banyak didorong oleh kebutuhan valas akhir bulan dan akhir tahun yang disertai kekhawatiran atas tapering off The Fed.

Advertisement

Rupiah, lanjutnya, langsung menguat begitu Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus neraca perdagangan Oktober yang menunjukan potensi perbaikan posisi transaksi neraca berjalan Indonesia. “Ketika BPS umumkan hari ini ada surplus, kelihatan sekali nilai tukar langsung mengalami penguatan, dari Jumat gejalanya juga mengalami penguatan,” kata Menkeu.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif