Harianjogja.com, BANTUL- Sebagian sekolah di Kabupaten Bantul menunda pembagian rapor siswa semester pertama yang dijadwalkan Sabtu (20/12/2014). Sebab guru kesulitan melaksanakan penilaian.
Penundaan pembagian rapot di antaranya dilakukan otoritas SD Wuluhadeg, Desa Srigading, Sanden, Bantul. Suwarti, guru kelas tiga SD Wuluhadeg mengatakan, sekolah baru akan membagikan rapor pada 27 Desember mendatang.
“Besok wali murid akan diundang, kami akan jelaskan kenapa ditunda,” terangnya Jumat (19/12/2014).
Penundaan itu dikarenakan guru tidak mampu menyelesaikan penilaian rapor sesuai waktu yang ditentukan. Lantaran sistem penilaian rapor yang menggunakan kurikulum 2013 jauh lebih rumit dibanding menggunakan kurikulum 2006.
“Sistem penilaian yang disampaikan saat diklat itu beda dengan praktiknya, banyak sekali yang dinilai, kompetensi dasar, tema, sub tema pelajaran. Ditambah lagi saya ini mertua baru meninggal jadi ribet sekali,” keluhnya lagi. Hingga saat ini Suwarti mengklaim baru mengerjakan 50% penilaian. Ia meminta maaf sekolahnya tidak dapat membagikan rapor sesuai jadwal.
Guru SD 3 Panggang, Kec. Bambanglipuro, Bantul Chandra Sari juga mengeluhkan penilaian rapor. Sudah dua minggu terakhir, dari pagi sampai malam ia hanya berkutat mengerjakan penilaian rapor.
“Kerjaan di rumah sudah enggak saya urus, pagi, siang, malam kerjanya cuma mengetik. Pokoknya pusing saya ini,” imbuhnya.
Hingga Jumat, ia mengklaim baru merampungkan 80% penilaian. Chandra Sari memastikan, ia bakal begadang hingga larut malam untuk menyelesaikan penilaian rapor agar dapat dibagikan Sabtu.
Sementara itu Kepala Bidang Kurikulum Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formas (Dikmenof) Bantul Muhamad Ghozali mengklaim untuk SMA dan SMK sejauh ini tidak ada masalah dengan pengisian rapor siswa menggunakan kurikulum 2013.
“Kalau SMA sejauh ini enggak ada masalah,” klaimnya.
Kepala Dinas Pendidikan Dasar (Dikdas) Totok Sudarto mengatakan pihaknya akan mengusulkan revisi sistem penilaian kurikulum 2013. Namun ia memastikan, Kabupaten Bantul bakal tetap melanjutkan sistem pendidikan tersebut alias tidak akan kembali menggunakan kurikulum 2006 seperti diinstruksikan pemerintah pusat.
KURIKULUM 2013 : Sekolah Terpaksa Tunda Pembagian Rapot
Harianjogja.com, BANTUL- Sebagian sekolah di Kabupaten Bantul menunda pembagian
rapor siswa semester pertama yang dijadwalkan Sabtu (20/12/2014). Sebab guru
kesulitan melaksanakan penilaian.
Penundaan pembagian rapot di antaranya dilakukan otoritas SD Wuluhadeg, Desa
Srigading, Sanden, Bantul. Suwarti, guru kelas tiga SD Wuluhadeg mengatakan,
sekolah baru akan membagikan rapor pada 27 Desember mendatang.
“Besok wali murid akan diundang, kami akan jelaskan kenapa ditunda,” terangnya Jumat
(19/12/2014).
Penundaan itu dikarenakan guru tidak mampu menyelesaikan penilaian rapor sesuai
waktu yang ditentukan. Lantaran sistem penilaian rapor yang menggunakan kurikulum
2013 jauh lebih rumit dibanding menggunakan kurikulum 2006.
“Sistem penilaian yang disampaikan saat diklat itu beda dengan praktiknya, banyak
sekali yang dinilai, kompetensi dasar, tema, sub tema pelajaran. Ditambah lagi saya ini
mertua baru meninggal jadi ribet sekali,” keluhnya lagi. Hingga saat ini Suwarti
mengklaim baru mengerjakan 50% penilaian. Ia meminta maaf sekolahnya tidak dapat
membagikan rapor sesuai jadwal.
Guru SD 3 Panggang, Kec. Bambanglipuro, Bantul Chandra Sari juga mengeluhkan
penilaian rapor. Sudah dua minggu terakhir, dari pagi sampai malam ia hanya berkutat
mengerjakan penilaian rapor.
“Kerjaan di rumah sudah enggak saya urus, pagi, siang, malam kerjanya cuma
mengetik. Pokoknya pusing saya ini,” imbuhnya.
Hingga Jumat, ia mengklaim baru merampungkan 80% penilaian. Chandra Sari
memastikan, ia bakal begadang hingga larut malam untuk menyelesaikan penilaian
rapor agar dapat dibagikan Sabtu.
Sementara itu Kepala Bidang Kurikulum Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formas
(Dikmenof) Bantul Muhamad Ghozali mengklaim untuk SMA dan SMK sejauh ini tidak
ada masalah dengan pengisian rapor siswa menggunakan kurikulum 2013.
“Kalau SMA sejauh ini enggak ada masalah,” klaimnya.
Kepala Dinas Pendidikan Dasar (Dikdas) Totok Sudarto mengatakan pihaknya akan
mengusulkan revisi sistem penilaian kurikulum 2013. Namun ia memastikan, Kabupaten
Bantul bakal tetap melanjutkan sistem pendidikan tersebut alias tidak akan kembali
menggunakan kurikulum 2006 seperti diinstruksikan pemerintah pusat.