News
Jumat, 16 Agustus 2013 - 23:46 WIB

KUDETA MESIR : Kang Abik Pimpin Salat Gaib di Semarang

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Novelis tamatan Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, Habiburahman El Shirazy (Twitter.com)

Solopos.com, SEMARANG — Novelis kondang Habiburahman El Shirazy yang akrab disapa Kang Abik, Jumat (16/8/2013) siang, memimpin salat gaib untuk mendoakan ratusan rakyat Mesir yang menjadi korban tewas tragedi berdarah menyusul kudeta Mesir awal Juli lalu. Salat gaib itu diikuti peserta aksi damai yang mengecam tragedi berdarah di Mesir. Aksi digelar berbagai elemen yang menamakan diri Forum Solidaritas Rakyat Mesir Semarang (Forsi Rames) di Jl. Pahlawan, Kota Semarang.

Sebelum memimpin salat gaib, Kang Abik yang terkenal lewat novelnya berjudul Ayat-Ayat Cinta itu menyempatkan berorasi di hadapan ribuan orang yang melakukan aksi damai mengecam tragedi berdarah di Mesir itu. Pria tamatan Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir itu mengatakan pemerintah Indonesia harus ikut mendukung terwujudnya perdamaian di Mesir karena negara itu yang kali pertama mengakui kemerdekaan Republik Indonesia, 68 tahun silam.

Advertisement

Ia mengaku sangat sedih dengan tragedi yang terjadi di Mesir. Sebab, menurut dia boleh dikatakan bahwa Mesir menjadi negeri keduanya setelah Indonesia karena kurang lebih tujuh tahun dirinya belajar di negara itu. “Konflik di Mesir itu juga menewaskan sekitar 30 ulama dan dosen saya di Universitas Al Azhar. Salah satunya yang saya tahu dosen tafsir yang pernah mengajar saya, yakni Prof Abdurrahman Uwais,” katanya.

Bahkan, kata dia, Rumah Sakit Rabaah Al Adawiyah yang diserang militer karena merawat pendukung Moursi adalah RS yang kerap menjadi jujukan mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Mesir, termasuk dirinya. “Banyak mahasiswa yang menikah di sana kemudian melahirkan di RS Rabaah Al Adawiyah. Semuanya gratis, tinggal menunjukkan kartu pelajar Al Azhar. Karena itu, saya bersedih hati sekali atas tragedi itu,” katanya.

Sampai saat ini, ia mengaku masih aktif menjalin komunikasi dengan beberapa kawannya yang berada di Mesir untuk mengetahui situasi dan kondisi terkini atas konflik yang terjadi di negara tersebut. “Saya menyayangkan kenapa militer Mesir justru bertindak seperti Firaun. Semestinya, mereka tidak sampai berbuat seperti itu. Mereka harus belajar banyak dari militer Indonesia,” katanya.

Advertisement

Ia menjelaskan pada beberapa kali pergantian kepemimpinan di Indonesia, militer memilih untuk menjaga stabilitas nasional sehingga tak sampai berujung pada tragedi sebagaimana yang terjadi di Mesir. Jangan sampai, kata dia, Mesir bernasib sama seperti negara Irak dan Syuriah, sebab negara yang terkenal dengan sebutan “Negeri Piramida” itu termasuk salah satu sumber ilmu di dunia.

“Kawan-kawan dan adik-adik kelas saya yang masih di sana agar menjaga diri. Mudah-mudahan segera ada solusi untuk menyelesaikan konflik di Mesir agar tak berkepanjangan dan memicu perang saudara,” kata Kang Abik.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif