SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Solopos.com, SOLO – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana melakukan standardisasi lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) Upaya tersebut dilakukan pemerintah untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Seluruh lulusan SMK bakal mendapatkan sertifikat sebagai bukti menguasai keahlian tertentu. Sertifikat tersebut dapat digunakan sebagai bahan atau dokumen untuk melamar pekerjaan, sehingga memiliki daya saing dibanding lulusan lainnya.
Direktur Pembinaan SMK Dirjen Pendidikan Menengah Kemendikbud, Mustaghfirin Amin, mengatakan pemerintah juga melakukan penataan bidang keahlian di SMK.
Setiap bidang, lanjutnya. diharapkan memiliki partner strategis industri, tidak hanya dengan institusi pendidikan. Di samping itu, Kemendikbud juga menata kurikulum dengan melakukan standardisasi seluruh materi pembelajaran.
“Ketiga langkah tersebut merupakan upaya pemerintah untuk menghadapi gempuran tenaga asing dari luar negeri sebagai imbas pemberlakuan MEA,” kata dia kepada wartawan di Hotel Novotel, Solo, Rabu (5/11/2014).
Sertifikasi tersebut, sambung Mustaghfirin, terbagi menjadi tiga kategori yakni sertifikat yang dikeluarkan oleh SMK bekerja sama dengan industri partner, sertifikat yang dikeluarkan oleh SMK bekerjasama dengan partner strategis, dan sertifikasi yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi profesi.
Mustaghfirin mengurai saat ini jumlah SMK di Indonesia sejumlah 11.720 sekolah. Dari angka itu, serapan lulusan SMK mencapai 84 persen dua bulan usai kelulusan dan bertambah menjadi 90 persen saat awal tahun.
Sertifikat tersebut nantinya juga bakal diakui oleh negara-negara ASEAN. Pemberlakukan MEA memunculkan komitmen dari seluruh negara anggota ASEAN untuk mengakui keahlian di masing-masing negara. Pada tahap awal, sertifikasi lulusan SMK berada di level pemula, namun di masa mendatang akan terus ditingkatkan level keahliannya.