News
Jumat, 23 Agustus 2013 - 01:44 WIB

KSAD Minta Wacana Pengurangan Prajurit Ditinjau Ulang

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Staf TNI AD Letjen TNI Moeldoko (kiri) dan pendahulunya, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Solopos.com, CIMAHI — Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Moeldoko meminta wacana pengurangan jumlah prajurit TNI ditinjau ulang. Menurutnya, jumlah 500.000 orang prajurit yang ada saat ini bahkan belum sepadan dengan luasnya wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Jumlah penduduk Indonesia 251 juta jiwa, dengan rasio prajurit terhadap penduduk masih 1:722, Malaysia 1:314, Thailand 1:327, Singapura 1:91,” katanya paparnya di hadapan wartawan seusai membuka latihan Pasukan Raider di Brigif 15 Jujang Lapangan Gunung Bohong, Cimahi, Kamis (22/8/2013).

Advertisement

Menurut dia, pengurangan jumlah prajurit sebaiknya tidak dimaknai pengurangan saja. Meski begitu, pihaknya siap mengakomodasi apapun keputusan yang disepakati. Pasalnya, keputusan atau kebijakan yang terjadi pada masa tertentu, menurut dia biasanya tidak berlaku lama sehingga tidak tertutup kemungkinan rumor pengurangan prajurit atau tidak adanya penambahan itu tidak bersifat permanen.

“Sehingga perlu dipertimbangkan ulang mengenai wacana tersebut. Karena kita masih perlu menambahkan jumlah prajurit dan modernisasi alutsista,” ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso meminta Panglima TNI yang baru mampu mengurangi jumlah tentara yang saat ini berkisar 500.000 prajurit. Menurutnya, pengurangan prajurit TNI ini bisa diimbangi dengan perubahan sistem persenjataan yang lebih modern.

Advertisement

Dimintai komentarnya mengenai kemungkinan dirinya ditunjuk menjadi Panglima TNI, jenderal bintang empat ini mengaku siap menjalankan amanat yang diberikan dan berani melakukan sejumlah terobosan baru. Moeldoko pun berjanji untuk terus meningkatkan anggaran bagi TNI.

Ia juga mengaku optimistis pada tahun depan anggaran bagi institusinya bisa mencapai Rp84 triliun. Kenaikan anggaran itu diperlukan untuk tunjangan kinerja prajurit dengan besaran hingga 37%.Dengan begitu, kualitas SDM prajurit TNI melalui proses seleksi pada saat rekrutmen, dan pembinaan karir bisa terjaga.

 

Advertisement

YONIF RAIDER

Untuk meningkatkan kualitas TNI AD Moeldoko melakukan perubahan status dan kualifikasi tiga Yonif menjadi Yonif Raider . Ketiga Batalyon Infantri tersebut adalah Yonif 641/Beruang Hitam Kodam XII/Tanjungpura, Yonif 411/Pendawa Divif-2 Kostrad dan Yonif 111/Karma Bakti Kodam Iskandar Muda.

Menurut dia, latar belakang pembentukan Yonif Raider ini adalah untuk menambah jajaran Yonif Raider yang sudah ada dan merupakan salah satu kebijakan pimpinan Angkatan Darat untuk meningkatkan kualitas TNI AD. Selanjutnya ketiga Yonif ini akan menjalani latihan selama tiga bulan ke depan dengan tujuan untuk memberikan kemampuan kualifikasi sebagai Yonif Raider yang siap beroperasi di segala medan dan cuaca.

Pada pelaksanaannya, tahapan latihan ini bagi pelatih inti raider yang diikuti 560 peserta di Lapangan Gunung Bohong, Kota Cimahi, Jabar. “Saya ingatkan agar seluruh prajurit tetap dekat dan mengabdi pada rakyat. Karena kalian berlatih dan segalanya dibiayai oleh anggaran rakyat,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif