News
Jumat, 7 Juli 2023 - 16:00 WIB

Kronologi Kematian Warga Gunungkidul akibat Antraks Versi Kemenkes

Szalma Fatimarahma  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim Reaksi Cepat BPBD Gunungkidul melakukan penyemprotan dekontaminasi bakteri antraks di Padukuhan Jati, Candirejo, Semanu, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Jumat (7/7/2023). Penyemprotan tersebut untuk mencegah meluasnya penularan penyakit antraks setelah satu orang meninggal dunia dan 87 warga Candirejo positif setelah mengkonsumsi daging sapi yang terpapar antraks. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/foc.

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap kronologi satu kasus kematian akibat penyakit antraks di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Melansir Bisnis.com, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi mengatakan bahwa kasus kematian akibat antraks tercatat pada 4 Juni 2023.

Advertisement

WP, korban meninggal dunia penyakit antraks, meninggal setelah menjalani perawatan intensif di RS Dr. Sardjito Yogyakarta.

Imran mengatakan, WB terserang penyakit antraks setelah membantu proses penyembelihan hewan ternak sapi milik warga Gunungkidul lainnya, SY pada 22 Mei 2023.

Advertisement

Imran mengatakan, WB terserang penyakit antraks setelah membantu proses penyembelihan hewan ternak sapi milik warga Gunungkidul lainnya, SY pada 22 Mei 2023.

Penyembelihan itu baru dilakukan setelah sapi milik SY mati.  Kemudian, pada 1 Juni 2023, WB berobat ke rumah sakit dengan keluhan gatal-gatal, bengkak, hingga luka di bagian kulit luar.

“Waktu diperiksa sampelnya, positif spora antraks dari sampel tanah tempat penyembelihan sapi,” ujarnya, di konferensi pers daring dikutip Jumat (7/7/2023). 

Advertisement

“Dan pada 4 Juni 2023 bapak WB meninggal dunia,” sambungnya.

Adapun, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mengatakan bahwa antraks bukanlah penyakit yang baru diidentifikasi penyebarannya di Indonesia.

Berdasarkan data Kemenkes, kasus antarks hampir setiap tahun terjadi di tanah air.  Pada 2019, pemerintah bahkan mencatat 31 kasus antraks dalam kurun waktu setahun.

Advertisement

Namun, dia membenarkan bahwa kasus kematian akibat antraks baru ditemukan pada tahun ini. “Hampir setiap tahun itu ada meskipun belum ada kematian, karena selama ini yang menyerang antraks jenis kulit,” katanya. 

 

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Kronologi Kasus Kematian Warga Gunung Kidul Akibat Antraks”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif