News
Senin, 11 April 2022 - 17:26 WIB

Kronologi Dosen UI Ade Armando Dikeroyok Massa di Depan Gedung DPR

Haryono Wahyudiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando dikeroyok massa aksi tak dikenal di depan gedung DPR/MPR RI pada Senin (11/4 - 2022). (Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA—Nasib nahas dialami dosen Universitas Indonesia  (UI) Ade Armando. Ia babak belur dikeroyok massa tak dikenal saat berada di depan gedung DPR/MPR RI pada Senin (11/4/2022).

Berdasarkan pantauan Bisnis, aksi unjuk rasa yang dilakukan ribuan mahasiswa tersebut awalnya berjalan normal. Para pengunjuk rasa itu kemudian membubarkan diri dengan tertib setelah ditemui oleh Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco, Rahmat Gobel dan Lodewick Frerich Paulus.

Advertisement

Mengetahui hal itu, massa aksi tak dikenal berusaha melakukan provokasi kepada para mahasiswa dengan melempar botol minuman.

Baca Juga: Demo 11 April Ricuh, Dosen UI Ade Armando Dikeroyok Massa di Depan DPR

Mengetahui Ade Armando berada di tengah-tengah, massa tersebut lalu datang dan melakukan penganiayaan secara membabi buta. “Bunuh, bunuh Ade Armando,” teriak massa yang anarkis itu.

Advertisement

Ade yang babak belur dan sempat ditelanjangi tersebut lalu dievakuasi oleh aparat keamanan dan dilarikan ke rumah sakit.

Sebelumnya Ade Armando datang ke lokasi demonstrasi mahasiswa di depan Gedung DPR/MPR sekitar pukul 12.30 WIB. Ade mengungkapkan niatnya datang untuk mendukung secara moril aksi demo BEM SI.

Baca Juga: Demo 11 April 2022: Emak-Emak Suarakan Jokowi Mundur

Advertisement

“Saya mendukung gerakan ini, karena saya pun salah satu pihak yang menolak perpanjangan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden,” ujar Ade di depan gedung parlemen, Senin (11/4/2022).

Selain itu, Ade mengaku menyesalkan perpecahan aliansi antara BEM UI dengan BEM SI. Dia khawatir jika perpecahan tersebut justru mengendurkan gerakan mahasiswa.

“BEM UI itu bikin aliansi mahasiswa, kan. Nah dia gak setuju dengan BEM SI yang ini nih. Kenapanya tuh gak jelas,” ujar Ade. “Gerakannya jadi childish karena perbedaan-perbedaan itu. Itu sangat disayangkan,” sambung Ade.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif