News
Jumat, 9 Oktober 2015 - 01:30 WIB

KRISIS YAMAN : Roket Meluncur di Pesta Penikahan, 13 Orang Tewas

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga membawa tubuh seorang pria yang tewas dalam serangan udara di sebuah pasar di provinsi barat laut Yaman, Saada, Jumat (27/2/2015). Serangan udara ke Yaman dilancarkan koalisi yang dipimpin Arab Saudi untuk menghentikan milisi Bothi bersekutu mendirikan kekuasaannya di seluruh negeri. (JIBI/Solopos/Reuters/Naiyf Rahma)

Krisis Yaman membuat suasana kota di negara itu mencekam. Roket yang meluncur di pesta pernikahan menewaskan 13 orang.

Solopos.com, SANAA – Sedikitnya 13 orang meregang nyawa ketika sebuah serangan roket menghantam pesta penikahan di Desa Sanban, Yaman, Kamis (8/10/2015).

Advertisement

Tiga bersaudara menjadi bagian dari korban tewas ketika roket melucur di rumah mereka.

Penduduk setempat seperti dikabarkan Reuters, menduga serangan dilancarkan pesawat tempur koalisi pimpinan Arab Saudi. Meski demikian hal itu belum dapat dikonfirmasi.

Kantor Berita Saba yang dikelola kelompok pemberontak Houthi melaporkan jumlah korban tewas dan terluka atas serangan udara  kemungkinan melonjak lebih dari 30 orang.

Advertisement

Pada satu sisi, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.  Serangan udara yang mengubah pesta penikahan menjadi pemakaman bukan  hanya kali ini saja terjadi. Tragedi itu di antaranya tercatat pada 28 September lalu, saat tembakan rudal menyasar di tengah helatan pesta penikahan di  Desa Al-Wahijah, Provinsi. Setidaknya 131 meregang nyawa akibat serangan yang mendapat kecaman dari PBB tersebut.

Amnesty International menyerukan kepada sejumlah negara termasuk Amerika Serikat untuk berhenti mempersenjatai koalisi, Rabu (7/10/2015). Organisasi hak asasi manusia tersebut menyatakan perlu segera dilakukan sebuah penyelidikan independen atas kekerasan yang terjadi.

Koalisi mulai mengerahkan serangan udara sejak Maret lalu 2015 untuk membantu pemerintah Yaman  melawan Houthi dan pasukan setia mantan presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, yang bersekutu dengan kelompok pemberontak itu.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif