News
Rabu, 19 Februari 2014 - 10:34 WIB

KRISIS UKRAINA : Demonstrasi di Kiev Memanas, 7 Polisi Tewas

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bentrokan antara polisi dan para demonstran terjadi di Independence Square, Kiev, Ukraina Rabu (19/2/2014) dini hari. Presiden Viktor Yanukovich terguling dan para kroninya kabur ke luar negeri. (JIBI/Solopos/Reuters)

Solopos.com, KIEV-– Demonstrasi di Kiev, Ukraina, kian memanas hingga memakan belasan korban, baik dari kepolisian maupun warga sipil.

Polisi Ukraina menggunakan meriam air untuk membubarkan pengunjuk rasa di tepi alun-alun Kiev yang telah mereka duduki.

Advertisement

Televisi setempat menunjukkan, para pengunjuk rasa anti-pemerintah melemparkan bom-bom bensin, kembang api, dan batu ke arah polisi antihuru-hara dan membakar tumpukan ban serta kayu untuk memblokir para petugas yang berusaha memasuki Lapangan Kemerdekaan.

Setidaknya 21 orang tewas dalam bentrokan di Kiev hari Selasa (18/2/2014), yang terdiri dari 14 warga sipil dan 7 polisi, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (19/2/2014). Banyak di antara mereka tewas ditembak, sementara ratusan lainnya luka-luka.

Selasa pagi, demonstran anti-pemerintah menyerang polisi dengan menggunakan bom bensin di luar gedung parlemen. Dua kendaraan yang menghalangi jalan menuju parlemen dibakar demonstran, sedangkan polisi menjawab dengan granat kejut dan gas air mata guna memukul mundur massa.

Advertisement

Kanselir Jerman Angela Merkel Senin lalu bertemu dengan dua pemimpin oposisi Ukraina, sebagai tanda dukungan, tetapi tampaknya tidak memberikan dukungan nyata untuk sanksi-sanksi langsung kepada Presiden Viktor Yanukovich.

Ukraina terpukul oleh kerusuhan berumur tiga bulan berkaitan dengan korupsi pemerintahan Yanukovich yang dipicu oleh keputusannya tidak mengejar perdagangan dan transaksi lain dengan Uni Eropa.

Oposisi Ukraina telah mendesak Uni Eropa untuk mendukung perlawanan yang lebih demokratif dan mendesak Yanukovich menerima pembatasan kekuasaannya yang akan memungkinkan untuk membentuk satu pemerintahan independen guna meredakan protes dan menyelamatkan perekonomian dari kehancuran.

Advertisement

Pada konferensi pers di parlemen Jerman, para pemimpin oposisi Vitaly Klitschko dan Arseny Yatsenyuk mengaku senang berbicara dengan Merkel.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif