News
Jumat, 21 Februari 2014 - 11:45 WIB

KRISIS THAILAND : Ribuan Petani Thailand Bakal Blokade Bandara Bangkok

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi demonstrasi kaum oposisi di Thailand (Dok/JIBI/Reuters)

Solopos.com, BANGKOK — Ribuan petani Thailand mengancam menyerbu bandara utama di Bangkok dengan traktor-traktor mereka sebagai protes atas tidak dibayarnya skema subsidi beras yang kontroversial itu. Hal ini menambah tekanan kepada Perdana Menteri Yingluck Shinawatra untuk mundur karena terancam kehilangan dukungan para loyalisnya.

Program beras ini adalah salah satu kebijakan populis yang dipelopori kakak Yingluck, Thaksin Shinawatra. Belum jelas berapa lama para petani Thailand bakal memblokir bandara. Ancaman mereka mengingatkan memori demonstrasi anti-Thaksin pada 2008 yang memblokir bandara-bandara di Bangkok dan membuat dua pemerintahan terjungkal dari kekuasaan.

Advertisement

“Kami belum pasti di mana kami akan berkemah, namun kami tak akan meninggalkan ibukota sampai kami dibayar untuk setiap butir beras yang kami jual,” kata mantan anggota parlemen, Chada Thaiseth, seperti dikutip Reuters, Jumat (21/2/2014).

Media setempat melaporkan bahwa para petani dari wilayah tengah Thailand akan bernegosiasi dengan Yingluck Shinawatra dan memberi batas waktu sampai tengah hari ini sebelum mereka menuju bandara canggih di Bangkok tersebut.

Program beras ini memberikan memperkuat basis dukungan Yingluck di daerah utara dan timur laut Thailand. Program ini pula yang mengantarkan Yingluck ke kekuasaan pada 2011. Namun program ini membuat Thailand kelebihan stok beras yang tak bisa dibayar pemerintah.

Advertisement

Sementara itu, para pemimpin oposisi menuduh skema beras ini membuat korupsi merajalela dan merugikan pembayar pajak sampai 200 miliar baht (Rp70,8 triliun). Tuduhan inilah yang kemudian memicu demonstrasi antipemerintah besar-besaran. Yingluck dan pemerintahannya sendiri sedang diselidiki oleh panel antikorupsi atas tuduhan penyalahgunaan wewenang dalam skema subsidi.

Beberapa tahun lalu, demonstran menuduh Thaksin melakukan nepotisme dan korupsi. Thaksin dituduh telah menggunakan uang para pembayar pajak untuk mensubsidi kebijakan populisnya seperti skema beras dan pinjaman lunak sehingga mendapatkan dukungan dari jutaan loyalisnya yang berasal dari kalangan menengah ke bawah.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif