Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Kementerian Pertahanan Rusia menolak memberi komentar atas berita tersebut.
Sebelum ini pada Sabtu, Presiden AS Barack Obama menyatakan dia akan mencari otorisasi dari Kongres (parlemen AS) untuk melakukan serangan militer. Serangan itu disebut akan menjadi bentuk hukuman bagi Suriah setelah Presiden Bashar al-Assad diyakini bertanggung jawab atas serangan gas beracun yang menewaskan lebih dari 1.400 warga sipil di kawasan pinggiran Ibukota Damaskus.
Pemerintah Rusia sejauh ini menentang segala bentuk rencana serangan terhadap Suriah, dengan beralasan AS sama sekali tak punya bukti kuat untuk menuduh pemerintah Suriah bertanggung jawab atas serangan gas beracun itu. Rusia juga menyebut serangan itu justru dilakukan kelompok pemberontak anti-Assad sebagai provokasi untuk memancing campur tangan asing terhadap perang saudara yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun.
Rusia selama ini menjadi salah satu sekutu utama dan pemasok senjata utama bagi Suriah, dan memiliki fasilitas perbaikan kapal militer di pelabuhan Tartus, Suriah. Rusia selama ini selalu menentang segala bentuk sanksi terhadap Suriah dan selalu mengganjal semua upaya pemberian sanksi atau tekanan di Dewan Keamanan PBB.