News
Selasa, 13 November 2012 - 15:50 WIB

Krisis Suriah: Koalisi Baru Oposisi Jaring Dukungan, Krisis Menyebar ke Kawasan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KAIRO – Pemimpin baru oposisi Suriah dukungan Washington dan negara-negara Arab Teluk, mulai upaya mendapatkan pengakuan internasional bagi pemerintahan baru Suriah dalam upaya penggulingan kekuasaan Presiden Bashar al-Assad.

Sementara krisis Suriah mulai menunjukkan tanda-tanda merembet ke negara tetangga setelah Israel mengklaim telah melepaskan tembakan langsung ke arah artileri Suriah sebagai balasan serangan mortir terhadap Dataran Tinggi Golan yang dikuasainya.

Advertisement

Langkah militer Israel ini menunjukkan krisis bersenjata Suriah selama 20 bulan terakhir bisa merembet luas ke kawasan.

Mouazal- Khatib, seorang mantan imam masjid Damaskus yangterpilih sebagai presiden baru koalisi oposisi, terbang ke Kairo untuk mencari dukungan Liga Arab terhadap koalisi baru ini, Senin (12/11/20120 waktu setempat. Sebelumnya, Khatib menyerukan persatuan semua kelompok etnis Suriah, seusai penunjukkannya pada Minggu (11/11/2012) malam di Doha, Qatar.

Advertisement

Mouazal- Khatib, seorang mantan imam masjid Damaskus yangterpilih sebagai presiden baru koalisi oposisi, terbang ke Kairo untuk mencari dukungan Liga Arab terhadap koalisi baru ini, Senin (12/11/20120 waktu setempat. Sebelumnya, Khatib menyerukan persatuan semua kelompok etnis Suriah, seusai penunjukkannya pada Minggu (11/11/2012) malam di Doha, Qatar.

“Kami menuntut kebebasan HAM bagi setiap Sunni, Alawi, Ismaili, Kristen, Druze, Asyur serta semua bagian rakyat Suriah yang harmonis,” katanya.

Penunjukan Khatib telah diakui oleh enam negara pimpinan Muslim Sunni anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), sebagai “wakil sah rakyat Suriah”. Amerika Serikat (AS) juga telah mengatakan akan mendukung Khatib untuk “mengakhiri kekuasaan berdarah Assad dan memulai masa depan yang damai adil dan demokratis”.

Advertisement

“Kami tidak akan membiarkan perbatasan kami dilanggar atau warga negara kami ditembaki,” kata Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah pada 1967. Meskipun kedua negara belum saling memperebutkan wilayah itu sejak 1973, mereka secara resmi masih dalam posisi berperang.

Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon, telah menyerukan agar Israel dan Suriah saling menghentikan penembakan.

Advertisement

Di utara, pertempuran di kota perbatsan Ras al-Ayn telah memicu gelombang ribuan pengungsi ke Turki. Koresponden Reuters melihat jet dan helikopter tempur Suriah memborbamdir Ras al-Ain, sebuah kota perbatasan yang diambil alih oleh pemberontak pada akhir pekan lalu.

Kelompok oposisi mengatakan sekitar 16 orang tewas akibat serangan udara itu.

Turki mengatakan, belum ada tanda-tanda pesawat-pesawat tempur Suriah telah melanggar -perbatasan udaranya. Saat ini Turki tengah membahas dengan negara-negara sekutunya di NATO untuk mengerahkan rudal pertahanan udara Patriot di perbatasan.

Advertisement

Terpisah, Rusia yang bersama China telah menggagalkan tindakan PBB terhadap Suriah dan Assad, mendesak koalisi baru oposisi Suriah untuk menolak menolak campur tangan pihak asing. Saat ditanya apakah China mengakui koalisi baru ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei, meminta semua pihak untuk memulai “proses transisi politik yang dilakukan sendiri oleh rakyat Suriah”.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif