News
Sabtu, 26 September 2015 - 18:50 WIB

KRISIS SURIAH: Hisbullah Umumkan Gencatan Senjata 6 Bulan di Tiga Kota Suriah

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi krisis di Suriah (JIBI/Solopos/Dok)

Krisis Suriah yang saat ini terus berlangsung mengundang keprihatinan masyarakat dunia.

Solopos.com, BEIRUT-Gerakan Syiah Lebanon, Hisbullah, sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad pada Jumat (25/9/2015) memastikan gencatan senjata enam bulan dicapai untuk kota dikuasai pemberontak di Zabadani dan dua kota Syiah lain di baratlaut.

Advertisement

Pemimpin Hisbullah, Hassan Nasrallah, mengatakan kepada televisi gerakan itu, Al-Manar, bahwa kesepakatan tersebut dicapai di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dengan perantara sekutu Damaskus, Iran.

Gencatan senjata itu akan berakibat pengungsian kelompok bersenjata dan yang terluka dari Zabadani (antara Damaskus dengan perbatasan Lebanon) ke Provinsi Idlib (di utara) dalam pertukaran dengan pengungsian 10.000 warga dari desa Fuaa dan Kafraya ke wilayah pemerintah, katanya.

Pada Kamis (24/9/2015), Juru Bicara PBB Jessy Chahine mengatakan kepada AFP bahwa perkembangan baik terjadi dalam pembicaraan diperantarai PBB, tetapi ia menambahkan semua itu tergantung pada para pihak untuk mengatakan ada kesepakatan untuk diumumkan.

Advertisement

Pada Juli, pasukan pro-pemerintah melancarkan serangan dalam upaya untuk menguasai kembali Zabadani.

Hal tersebut mendorong aliansi pemberontak, termasuk ekstremis Muslim Sunni Al-Qaida mengepung desa-desa di Provinsi Idlib, yaitu Fuaa dan Kafraya yang mayoritas penduduknya Syiah.

Direktur Kelompok Observasi Hak Asasi Manusia untuk Suriah Rami Abdel Rahman mengatakan gencatan senjata itu dicapai antara pejuang pemberontak, termasuk kelompok militan Islam Ahrar al-Sham dan pasukan-pasukan pro-rezim serta sekutu-sekutu Hizbullah.

Advertisement

Sebelumnya, gencatan senjata singkat yang telah disepakati antara pihak-pihak yang bertikai sering goyah.

Sumber Suriah yang melakukan pembicaraan dengan sebuah kantor berita pada Kamis, menyebutkan kesepakatan itu akan melibatkan evakuasi sekitar 10.000 warga sipil pada Sabtu dan Minggu dari desa Fuaa dan Kafraya yang terkepung.

Mereka akan diangkut dengan menggunakan kendaraan-kendaraan milik Palang Merah ke daerah-daerah yang dikendalikan rezim.

Sebagai gantinya, sekitar 500 pemberontak akan menarik diri dari Zabadani dan menuju Provinsi Idlib.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif