News
Senin, 29 September 2014 - 12:35 WIB

KRISIS POLITIK HONG KONG : Melawan China, Puluhan Ribu Orang di Hong Kong Tantang Gas Air Mata

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Polisi Hong Kong bersiap menghadapi puluhan ribu massa yang memprotes kebijakan China terkait demokrasi, Senin (29/9/2014). (JIBI/Solopos/Reuters/Carlos Barria)

Solopos.com, HONG KONG — Para aktivis pro demokrasi Hong Kong menantang gas air mata dan tongkat polisi di pusat di pusat kota itu, sejak Senin (29/9/2014) pagi. Ini merupakan aksi massa terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah China setelah demonstrasi berdarah di Lapangan Tiannanmen 25 tahun lalu.

Kerusuhan massa tersebut merupakan krisis politik terburuk di Hong Kong sejak diambil alih China dari statusnya sebagai koloni Inggris pada 1997. Gas dan kepulan asap pun mengepul di jalanan yang menghubungkan pusat-pusat bisnis kota itu.

Advertisement

Kericuhan juga beberapa kali tertangkap kamera televisi dan ditonton jutaan orang di luar Hong Kong, khususnya di Taiwan. Seperti diketahui, Taiwan merupakan target pemerintah China untuk digabung bersama China daratan namun selalu memberikan perlawanan. Taiwan memiliki sistem yang lebih demokratis dari pada China daratan yang dimonopoli Partai Komunis China.

Massa demonstran kebanyakan berasal dari kalangan pelajar/mahasiswa yang tidak nyaman dengan kebijakan China. Selama ini mereka menentang kebijakan Partai Komunis China sejak tragedi Tiannanmen 1989.

“Masyarakat Taiwan menonton aksi ini,” kata Presiden Taiwan, Ma Ying-jeou, kepada Al Jazeera yang dikutip Reuters, Senin.

Advertisement

China membawahi Hong Kong dengan formula “satu negara dua sistem” yang membatasi demokrasi di wilayah Hong Kong. Para demonstran meminta Beijing untuk memberi mereka kebebasan berdemokrasi, khususnya untuk memunculkan calon-calon pemimpin sendiri dalam pemilu. Namun, China menolaknya dengan menyatakan tidak akan membiarkan demokrasi Hong Kong sejauh itu.

Pemimpin kelompok demonstran menyebutkan ada 80.000 orang yang memadati jalan-jalan Hong KOng pada Minggu (28/9/2014) kemarin setelah aksi pada Jumat (26/9/2014) malam. Aksi ini memaksa bank-bank terkemuka seperti HSBC, Standard Chartered, dan DBS, menutup kantor-kantor cabang di Hong Kong untuk sementara.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif