News
Jumat, 29 Oktober 2021 - 20:23 WIB

Krisis Pangan, Pemimpin Korut Minta Warganya Kurangi Makan hingga 2025

Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bendera Korea Utara. (Solopos/Dok)

Solopos.com, PYONGYANG — Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un meminta rakyat untuk makan lebih sedikit hingga tahun 2025 dalam upaya memerangi krisis pangan.

Harga pangan melonjak di Korut karena kurangnya pasokan yang tidak mampu memenuhi permintaan masyarakat yang tinggal di negara tersebut.

Advertisement

Kim Jong-un mengatakan situasi pemenuhan bahan pangan rakyat sekarang semakin sulit karena sektor pertanian gagal memenuhi rencana produksi biji-bijiannya.

Kekurangan makanan di Korea Utara telah diperburuk oleh sanksi, pandemi virus corona, dan topan tahun lalu, demikian dikutip Liputan6 dari laman wionews, Jumat (29/10/2021).

Advertisement

Kekurangan makanan di Korea Utara telah diperburuk oleh sanksi, pandemi virus corona, dan topan tahun lalu, demikian dikutip Liputan6 dari laman wionews, Jumat (29/10/2021).

Baca Juga: Auckland, Selandia Baru Raih Predikat Kota Terbaik untuk Dikunjungi

Kim Jong-un telah memobilisasi militer untuk melakukan pekerjaan bantuan di daerah-daerah yang baru-baru ini dilanda hujan lebat.

Advertisement

“Pihak berwenang menekankan bahwa kemungkinan pembukaan kembali bea cukai antara Korea Utara dan China sebelum 2025 sangat tipis,” ujar sumber tersebut.

Baca Juga: Amerika Serikat Terbitkan Paspor Pertama untuk Gender-X

Komisi Militer Pusat Partai Buruh yang berkuasa mengadakan pertemuan di provinsi timur Hamgyong Selatan untuk membahas situasi berbahaya ini.

Advertisement

Pertemuan itu terjadi di tengah kekhawatiran atas krisis ekonomi akibat sanksi internasional yang bertujuan untuk mengekang program nuklir dan senjatanya.

Pada April 2021, Kim telah mendesak pejabat partai yang berkuasa untuk melakukan kerja dan pengorbanan demi atasi krisis ekonomi.

“Maret yang Sulit” adalah istilah yang diadopsi oleh para pejabat untuk menggalang warga selama kelaparan yang menewaskan sebanyak 3 juta warga Korea Utara setelah jatuhnya Uni Soviet, yang telah menjadi pendukung utama pendiri komunis Pyongyang.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif