News
Kamis, 11 Mei 2023 - 11:59 WIB

Krisis Myanmar, Presiden Jokowi Bahas Tindak Lanjut Five-Point Consensus

Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi pimpin sesi retreat KTT ke-42 ASEAN, Kamis (11/05/2023), di Hotel Meruorah, Labuan Bajo. (Foto: BPMI Setpres) Read more: https://setkab.go.id/dipimpin-presiden-jokowi-asean-bahas-tindak-lanjut-five-point-consensus-di-myanmar/

Solopos.com, LABUAN BAJO — Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memimpin sesi Retreat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 Tahun 2023 pada hari kedua pelaksanaan KTT, yang salah satunya membahas implementasi Five-Point Consensus di Myanmar 

Pertemuan berlangsung di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Kamis (11/05/2023) pagi juga membahas ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).

Advertisement

Terkait situasi di Myanmar, Presiden Jokowi menegaskan, bahwa sebagai negara yang memegang keketuaan ASEAN Indonesia terus mendorong langkah maju dari implementasi Five-Point Consensus.

“Saya harus berterus terang bahwa implementasi Five-Point Consensus belum ada kemajuan yang signifikan, sehingga diperlukan kesatuan ASEAN untuk merumuskan langkah-langkah ke depan,” kata Presiden, mengutip laman resmi Setkab.

Advertisement

“Saya harus berterus terang bahwa implementasi Five-Point Consensus belum ada kemajuan yang signifikan, sehingga diperlukan kesatuan ASEAN untuk merumuskan langkah-langkah ke depan,” kata Presiden, mengutip laman resmi Setkab.

Selain itu, Presiden juga kembali menyerukan adanya dialog sekaligus penghentian kekerasan di Myanmar. Bersama pihak terkait, lanjut Presiden, Indonesia juga terus berupaya memfasilitasi bantuan kemanusiaan untuk masyarakat di Myanmar.

“Melalui engagements dengan berbagai pihak, mendorong terciptanya dialog yang inklusif, kemudian menyerukan penghentian kekerasan, dan memfasilitasi penyelesaian lewat Joint Needs Assessment melalui AHA Centre dan juga menyalurkan bantuan kemanusiaan,” ujar Presiden.

Advertisement

Menurut Presiden, hal ini sangat ditunggu oleh masyarakat ASEAN.

“Yang ingin saya pastikan adalah bahwa isu Myanmar tidak boleh menghambat percepatan pembangunan komunitas ASEAN karena pembangunan komunitas ini adalah yang ditunggu oleh masyarakat ASEAN,” ujarnya.

Sebelumnya, Pemimpin ASEAN mengaku prihatin atas kekerasan yang terjadi di Myanmar utamanya serangan tembak menembak terhadap rombongan tim pemantau Asean dan AHA Centre (Badan Kemanusiaan Asean) yang membawa bantuan.

Advertisement

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, penyaluran bantuan kemanusiaan untuk wilayah-wilayah Myanmar yang diamuk konflik adalah satu dari lima hal dalam Konsensus Lima Poin yang disepakati ASEAN dan pemimpin junta Min Aung Hlaing di Jakarta pada April 2021 untuk solusi damai di Myanmar.

Empat poin lainnya adalah (1) penghentian kekerasan sesegera mungkin di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri, (2) dialog konstruktif yang melibatkan semua pihak guna mencari solusi damai untuk kepentingan rakyat Myanmar, (3) utusan khusus Ketua ASEAN memfasilitasi mediasi dialog dibantu Sekretaris Jenderal ASEAN, dan (5) utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak di negara itu.

Sementara itu, terkait implementasi AIOP, Presiden menekankan perlunya kerja sama konkret dan inklusif untuk mengurangi ketegangan di Indo-Pasifik.

Advertisement

“Salah satunya dapat melalui ASEAN Indo-Pacific Infrastructure Forum (AIPIF) sebagai platform kerja sama konkret bersama negara mitra,” imbuhnya. 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif