Solopos.com, KAIRO — Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo siaga memantau warga negara Indonesia (WNI) di Mesir setelah serangan pembubaran paksa pendukung presiden Mesir terguling Mohamed Morsi yang membuat situasi negara itu memburuk.
“KBRI siaga penuh selama 24 jam untuk terus memantau keamanan WNI,” kata Kepala Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial Budaya KBRI Kairo, Dahlia Kusuma Dewi, sebagaimana dilansir Kantor Berita Antara, Rabu (14/8/2013).
Dahlia mengatakan, WNI yang berada di wilayah rawan unjuk rasa, terutama di sekitar bundaran Rabiah Al Adawiyah telah dievakuasi ke tempat aman. “WNI yang dievakuasi dari bundaran Rabiah itu umumnya adalah mahasiswa dan mahasiswi,” katanya.
Jumlah WNI di Mesir sekitar 6.000 orang, sebagian besar mahasiswa di Universitas Al Azhar dan tersebar di ibu kota Mesir, Kairo, serta cabang Al Azhar di sejumlah provinsi. KBRI sejauh ini belum berencana mengevakuasi mereka ke Tanah Air.
Hingga Kamis (15/8/2013) dini hari WIB, Kantor Berita MENA mencatat 235 jiwa melayang akibat serangan polisi dan militer Mesir di kamp-kamp aksi pendukung Morsi. Serangan itu telah mendorong Wakil Presiden Mesir Mohamed Elbaradei mengundurkan diri. Para pengamat politik dunia menilai pengunduran diri Albaradei ini menjadi awal perpecahan dalam pemerintahan transisi.
Kekerasan yang dilakukan pemerintah transisi bentukan militer yang melakukan kudeta terhadap Presiden Morsi yang terpilih secara demokratis dalam pemilu tahun lalu itu juga memicu kerusuhan di Iskandariyah, kota kedua terbesar di Mesir. Sementara itu, kamp-kamp pendukung Morsi di Kota Mesir sudah kosong setelah pengunjuk rasa mempertahankan lokasi itu selama 11 jam.