News
Jumat, 16 Agustus 2013 - 23:23 WIB

KRISIS MESIR : Korban Tewas Capai 578 Jiwa, Pendukung Morsi Gelar Friday of Anger

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Baru Rabu (14/8/2013) diubrak-abrik aparat militer Mesir hingga lebih dari 500 orang tewas, massa pendukung presiden terguling Mohamed Morsi telah solid kembali, Jumat (16/8/2013). Mereka kini justru berkumpul di bundaran Ramses, Kota Kairo. (JIBI/Solopos/Reuters/Muhammad Hamed)

Solopos.com, KAIRO — Kementerian Kesehatan Mesir hingga Jumat (16/8/2013), menyebut jumlah korban tewas akibat penyerbuan kamp-kamp pendukung presiden terguling Mohamed Morsi, Rabu (14/8/2013), mencapai 578 orang. Sebagai reaksi atas penyerbuan aksi damai tersebut, pendukung Morsi berencana menggelar Friday of Anger.

Seperti diberitakan sebelumnya, pasukan bersenjata yang diklaim pemerintah bentukan militer merupakan gabungan aparat kepolisian dan tentara Rabu lalu menyerbu kamp pengunjuk rasa damai di depan Masjid Rabaah Al Adwaliyah dan Al Nahda, Kairo, serta sejumlah kamp serupa di seluruh Mesir. Para pengunjuk rasa itu menuntut pemulihan posisi Morsi yang tahun lalu terpilih melalui pemilu demokratis pertama di negeri itu.

Advertisement

Morsi digulingkan kudeta militer yang dipimpin Panglima Militer Jenderal Abdel Fattah As-Sisi, 3 Juli 2013 lalu. Ia beralasan memenuhi keinginan demonstran penentang Morsi. Militer lalu membentuk pemerintahan baru yang ditugasi menyelenggarakan pemilu dipercepat. Nyatanya, langkah militer itu justru mengundang protes pendukung Morsi di seluruh pelosok Mesir. Mereka dimotori jemaah Ikhwanul Muslimin yang pada pemilu lalu mendukung Morsi melalu sayap partainya, Partai Kebebasan dan Keadilan.

Kini, setelah militer melakukan penyerbuan ke kamp-kamp pengunjuk rasa dan menyebabkan ratusan orang tewas, Mesir ditegur komunitas internasional. Sejumlah negara terang-terangan menarik duta besar mereka dari Negeri Piramida itu. Sementara massa pendukung Morsi berencana menggelar aksi dengan jumlah massa lebih besar bertajuk Friday of Anger. Mereka tak seolah tak peduli dengan pernyataan darurat dengan disertai jam malam yang diberlakukan pemerintah bentukan militer.

Karena pembantaian Rabu lalu terbilang sebagai pembunuhan massal ketiga aparat kepada para pendukung Morsi, para pengunjuk rasa pun mulai bertindak anarkistis. Mereka, Kamis (15/8/2013), membakar satu kantor pemerintah di Kairo. Pemerintah pun mulai menebar ancaman menembak di tempat siapa pun yang menyerang polisi atau institusi-institusi publik.

Advertisement

“Setelah serangan dan penangkapan dan pembunuhan yang kami hadapi, emosi kami sangat tinggi untuk dikedalikan oleh siapapun,” kata Gehad El-Haddad, juru bicara pengunjuk rasa pendukung Morsi.

Sebagai wujud nyatanya, Ikhwanul Muslimin menyerukan dilakukannya “protes marah” setelah Salat Jumat. “Kendatipun lemah dan sedih atas kematian para rekan kami, kudeta terbaru itu meningkatkan tekad kami untuk mengakhiri para pelaku kudeta,” katanya. (JIBI/Solopos/Antara/Reuters)

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif