News
Rabu, 28 Agustus 2013 - 23:12 WIB

KRISIS MESIR : Duta Besar : Mesir Tak Ingin Demokrasi Ubah Identitas Negara

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Duta Besar Mesir untuk Indonesia Baha Dessouki (JIBI/Solopos/Antara/R. Sukendi)

Solopos.com, JAKARTA — Indonesia dapat memberikan pengalamannya ketika mereformasi kekuasaan negara kepada Mesir. Dengan berbagi pengalaman itu, Mesir dan Indonesia bisa saling mendukung kemajuan kedua negara.

“Indonesia dapat memberikan pengalamannya ketika 1998 [Reformasi]. Target utama kami adalah bergerak bersama dan Indonesia dapat mendukung kami,” kata Duta Besar Mesir untuk Indonesia Baha Dessouki saat berkunjung ke Kantor Berita Antara di Jakarta, Rabu (28/2013).

Advertisement

Dia meyakini dengan kerja sama semacam itu Mesir dapat menyelesaikan masalah dalam negerinya. Kini menurut dia, Mesir tengah menjalani proses pemulihan setelah terjadinya kerusuhan. Dessouki yakin negaranya mampu bangkit dan menyelesaikan persoalan dalam negerinya itu.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah bentukan militer yang menggulingkan pemerintah sah 3 Juli lalu telah membantai ratusan warga negara yang melakukan unjuk rasa damai. Para pengunjuk rasa damai itu, berdasarkan versi pemerintah bentukan militer itu adalah perusuh dan teroris.

Target utama pemerintah Mesir dengan membungkam demokrasi damai itu, menurut Baha Dessouki adalah demi menjamin kehidupan demokrasi berjalan sebagaimana mestinya. Menurut dia, Mesir membutuhkan demokrasi yang sebenarnya tanpa mengubah identitas negaranya yang sudah disepakati.

Advertisement

“Target utama negara kami adalah pemulihan keamanan, lalu ekonomi. Dan kami membutuhkan demokrasi yang sebenarnya serta tidak akan mengubah identitas kami,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu peneliti dari Universitas Kairo Mohammad Selim menjelaskan di Mesir saat ini terdapat kalangan muda yang menginginkan masa depan baru yang lebih maju. Menurut dia, kalangan muda tersebut memiliki jaringan yang luas untuk menyuarakan aspirasinya seperti melalui unjuk rasa.

“Kami memiliki banyak sumber daya alam dan manusia namun kami butuh kebijakan. Kami butuh perubahan bukan revolusi,” tegasnya.

Advertisement

Direktur Pemberitaan LKBN Antara Akhmad Kusaeni dalam pertemuan itu menceritakan wartawan Antara yang ditangkap militer ketika bertugas di Mesir. Untuk itu dia meminta pemerintah Mesir melindungi warga negara asing khususnya wartawan yang sedang bertugas di negara tersebut.

“Wartawan Antara di Mesir, Munawar S Makyanie, tidak hanya menjadi mata dan telinga bagi kami tetapi untuk Indonesia memberitakan kejadian di Mesir,” tegasnya. Dalam pertemuan itu juga dihadiri Direktur Utama LKBN Antara Saiful Hadi dan anggota DPR Komisi I dari PPP Husnan Bey Fananie.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif