News
Minggu, 18 Agustus 2013 - 16:36 WIB

KRISIS MESIR : Aparat Kepung Masjid, 2 Perempuan Irlandia Turut Ditangkap

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Massa pendukung kudeta Mesir 3 Juli 2013 mengerubuti mobil yang membawa para pendukung presiden terguling Mohamed Morsi dari Masjid Al Fatah yang diserbu aparat keamanan, Minggu (18/8/2013). (JIBI/Solopos/Reuters/Amr Abdallah Dalsh)

Solopos.com, DUBLIN— Dua wanita warga negara Irlandia, Sabtu (17/8/2013), ditahan aparat keamanan Mesir setelah terperangkap bersama ratusan orang di salah satu masjid Kairo. Masjid itu dikepung pasukan bersenjata suruhan pemerintah bentukan militer yang melakukan kudeta 3 Juli 2013 lalu.

Penahanan itu terungkap setelah salah seorang dari kedua wanita itu berhasil mengontak lembaga penyiaran di negeri asal mereka, Irlandia. Kedua orang itu adalah anak dari imam masjid terbesar Irlandia di Dublin, dan sedang berlibur di ibu kota Mesir itu.

Advertisement

Ia bepergian ke Kairo bersama seorang saudara perempuannya dan terperangkap di masjid yang diserbu pasukan militer itu bersama saudaranya itu. Keduanya mengungsi di Masjid Al Fatah setelah puluhan orang tewas dalam bentrokan antara para pendukung presiden terguling Mohamed Morsi dan pasukan keamanan, Jumat (16/8/2013).

Omaima Halawa, 21, dan saudaranya Fatima, 23, ditangkap pasukan keamanan Mesir ketika mereka meninggalkan masjid itu. Kendatipun telepon genggam mereka diambil, mereka berhasil meminjam satu pesawat telepon dan menghubungi keluarga mereka di Dublin mengatakan mereka ditahan, kata RTE seperti dilaporkan AFP.

Keberadaan saudara perempuan mereka Somaia, 27 tahun dan saudara laki-laki mereka Ibrahim, 17 tahun, tidak diketahui. Omaima sebelumnya mengatakan bahwa pasukan keamanan menyemprotkan gas air mata terhadap mereka di dalam gedung itu. “Kami dikepung di masjid di dalam dan di luar. Pasukan keamanan masuk dan menyemprotkan gas air mata ke kami,” katanya kepada RTE.

Advertisement

Keempat orang itu mengunjungi Mesir bersama dengan ibu mereka untuk berlibur sementara ayah mereka, Hussein Halawa tetap tinggal di Irlandia. Seorang anak dari keluarga itu, Nasaybi, dari rumah mereka di Dublin mengatakan saudara-saudaranya mengalami satu pengalaman yang mengerikan dan dia merasa tidak berdaya.

Dia mengatakan, “kami benar-benar cemas. Kami tidak tahu bagaimana membantu mereka. Kami hanya berusaha mendukung mereka dengan menelepon dan memberikan harapan bahwa mereka akan dapat pulang dengan selamat.”

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Irlandia mengatakan staf kedutaan besar telah menghubungi pihak berwenang Mesir untuk berusaha menjamin keselamatan mereka. Polisi Mesir mengusir para pemrotes dari masjid itu, Sabtu, setelah satu bentrokan yang termasuk baku tembak, sementara yang tewas dari empat hari aksi kekerasan mencapai 750 orang sejak Rabu, ketika polisi membersihkan dua kamp para pendukung Moursi di ibu kota itu.

Advertisement

Pertumpahan darah itu terjadi setelah 578 orang tewas dalam satu tindakan keras Rabu (14/8/2013), yang dilakukan pemerintah sementara yang dibentuk militer dan mendapat kecaman keras internasional.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif