News
Rabu, 26 Desember 2012 - 19:59 WIB

KORBAN PANTAI PARANGTRITIS: Pemerintah Tawangmangu Dampingi Keluarga Korban

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

KARANGANYAR–Camat Tawangmangu, Karanganyar, Yopi Eko Jati Wibowo, menyatakan ikut berduka terhadap musibah yang menimpa sejumlah warganya di Parang Tritis.

Advertisement

Menurutnya beberapa aparat Pemerintah Kelurahan Tawangmangu sudah berangkat untuk mendampingi keluarga korban dalam menunggu proses pencarian korban. Perihal pencarian korban diserahkan sepenuhnya kepada tim penyelamat di Parang Tritis.

“Saya turut prihatin. Saya sangat mengimbau seluruh warga berhati-hati mengisi waktu libur Natal dan tahun baru. Utamakan keselamatan seluruh keluarga,” imbaunya, kepada Solopos.com Rabu (26/12/2012).

Advertisement

“Saya turut prihatin. Saya sangat mengimbau seluruh warga berhati-hati mengisi waktu libur Natal dan tahun baru. Utamakan keselamatan seluruh keluarga,” imbaunya, kepada Solopos.com Rabu (26/12/2012).

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, tujuh wisatawan asal Desa Banjarsari, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah terseret ombak di Pantai Parangtritis, Rabu pagi.

Enam korban berhasil diselamatkan anggota SAR dan Polair Polda DIY. Adapun satu korban lain, Prihandoyo alias Duyut, 13, masih dalam pencarian.

Advertisement

“Kami mulai bermain bola sekitar pukul 05.30 WIB. Karena bola yang ditendangnya masuk ke air, Duyut langsung mengambilnya. Saat itu tiba-tiba datang ombak besar,” kata Didit.

Farid, Ersa dan Sunardi yang berusaha menolong Duyut juga sempat tergulung ombak. Menurut Komandan SAR Parangtritis, Ali Sutanto, para korban terseret ombak sekitar pukul 06.00 WIB.

“Mereka berada tepat di wilayah palung. Empat anggota SAR dan Polair yang saat itu berjaga di tepi pantai langsung memberikan pertolongan,” terang Ali.

Advertisement

Sementara enam korban berhasil diseret ke tepi, Duyut semakin jauh tergulung ombak ke selatan. Hingga kemarin sore, sejumlah tim gabungan dari SAR, Polair dan Polsek Kretek masih melakukan penyisiran dengan menebar jaring eret di sepanjang bibir pantai.

Di samping itu, pencarian korban juga didukung nelayan Pantai Depok dengan menggunakan dua perahu jungkung. “Selama empat hari ini, palung masih bertahan di pantai depan posko. Kami sudah memasang papan peringatan. Namun, banyak wisatawan yang tidak menghiraukan,” ujar Ali.

Sementara teman-teman Duyut sedih dan kaget dengan belum ditemukannya Duyut. “Saya tidak menyangka Duyut bakal pergi secepat itu,” kata Didit, siswa kelas tiga SMP N 1 Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah itu.

Advertisement

Duyut adalah panggilan Prihandoyo, 13, korban ombak Pantai Parangtritis yang hingga kemarin sore belum ditemukan jasadnya. Menurut Didit, sekitar setengah jam sebelum tergulung ombak, siswa kelas 2 di SMP N 1 Tawangmangu itu sempat meneriakkan kata happy ending.

“Mungkin karena saking senangnya bisa liburan dengan bermain di pantai,” ujar Didit. Namun, takdir berkata lain. Demi menyelamatkan bola plastik yang terlempar ke pantai, remaja asal Desa Banjarsari, Tawangmangu itu justru terseret ombak besar yang datang mendadak.

Diduga, anak keenam dari delapan bersaudara dari pasangan Legimin dan Sumarti itu hilang tertelan palung laut. “Sejak berangkat dari rumah, Selasa (25/12/2012), Duyut sangat ceria. Biasanya dia pendiam, jarang ngomong,” jelas Yati, 35, salah satu dari 12 rombongan wisatawan asal Tawangmangu itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif