News
Senin, 10 Mei 2010 - 10:52 WIB

Korban luka gempa Aceh karena panik

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta— Korban luka-luka pada gempa yang menguncang Meulaboh, Aceh, berkekuatan 7,2 Skala Richter kebanyakan disebabkan proses penyelamatan diri.

“Sepertinya tidak ada korban jiwa, tapi banyak korban karena kecelakaan saat melarikan diri,” tutur Lisdayanti, 24 tahun, warga Desa Paya Peunaga, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Meulaboh, Aceh Barat, ketika dihubungi, Senin (10/5).

Advertisement

Lisdayanti menjelaskan, warga Paya Peunaga sudah mempunyai kesadaran tinggi terhadap gempa. “Bahkan motor-motor kepalanya sudah diarahkan untuk melarikan diri,” paparnya. Umumnya warga Desa Paya Peunaga memang memiliki sepeda motor. Alat tersebut menjadi modal utama untuk menyelamatkan diri saat terjadi gempa.

Sayangnya, Lisdayanti melanjutkan, ternyata yang sering terjadi justru kecelakaan. “Lebih safe untuk jalan kaki ketimbang pakai motor,” jelasnya. Karena itu korban-korban luka yang terjadi pada gempa kemarin, justru kebanyakan disebabkan proses penyelamatan diri. Korban luka rata-rata dirawat sendiri di rumah.

“Pemerintah daerah tidak turun tangan kalau belum ada korban jiwa, tapi masyarakat juga sadar ini hal yang wajar (korban luka) dan sudah menjadi resiko,” ungkap Ibu satu anak ini. Sebenarnya, dia melanjutkan, kalau masyarakat bisa mengontrol diri dan tidak panik, jumlah korban luka bisa berkurang.

Advertisement

tempointeraktif/rif

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif