News
Kamis, 1 November 2012 - 16:21 WIB

KONTROVERSI TKI ON SALE (I): Pekerja Indonesia Dulu Spesialis Pekerjaan 3 D

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (vivanews.com)

Ilustrasi (vivanews.com)

Buruh migran seolah tak bisa lepas dari kubang masalah. Iklan TKI On Sale menyulut amarah di Indonesia dan Malaysia, negeri serumpun penerima tenaga kerja asal Indonesia. Dalam waktu singkat, isu yang bermula dari media sosial ini kemudian menjadi perbincangan hangat di media massa. Sejurus kemudian, petinggi kedua negara bersahutan melontarkan kecaman.
Advertisement

Gambaran serupa juga terlihat dari sejumlah warga Soloraya yang menyampaikan pendapatnya melalui Program Dinamika 103 di Solopos FM, pekan ini. Sriyatmo dari Pajang, Solo, misalnya, berpendapat TKI selalu dirundung masalah karena tidak ada koordinasi yang baik di antara aparatur negara yang mengurusnya. Lain lagi, dengan Tomo di Kartasura,
Sukoharjo yang meminta pemerintah dapat lebih tegas saat menangani persoalan TKI. Semua sepakat iklan TKI On Sale merendahkan harkat Indonesia.

Bagaimana pun iklan tersebut bagian dari masalah TKI yang bisa dikatakan lekat dengan kesemrawutan. Ini tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga terjadi di Malaysia. Tak jarang, sebagian dari mereka mengalami kekerasan atau terjerat dalam perdangan manusia. Menurut Dr Drajat Tri Kartono MSi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, kehadiran tenaga asal Indonesia, sangat menguntungkan Malaysia dan hal itu berlangsung lama. Dalam disertasinya yang berjudul Orang Boyan Bawean Perubahan Lokal Transportasi Global terungkap, arus pekerja dari Indonesia dirintis oleh para tauke China pada abad ke-19 yang mendatangi sentra–sentra yang biasanya menjadi tempat perekrutan pekerja. Selain para tauke China, orang Kemas dari Palembang, juga menjadi agen yang membawa tenaga kerja ke
Malaysia.

Ketika itu, di Malaysia belum banyak tenaga luar negeri selain dari Indonesia. Orang Malaysia sendiri, menurut Drajat, merasa tidak asing dengan pekerja asal Indonesia, sebab mereka merasa masih satu rumpun Melayu dengan Indonesia. Penelitian juga menggambarkan, mereka yang kemudian dikenal dengan istilah ‘pengawal’ ini menjadi orang yang dipercaya warga setempat sebagai perantara bekerja di Malaysia.

Advertisement

“Kepercayaan menjadi dasar yang amat kuat sebab para ‘pengawal’ menjadi penghubung antara warga di Indonesia dan
komunitas warga pekerja Indonesia yang telah terbentuk di Malaysia,” terang Drajat. “Komunitas pekerja asal Indonesia di Malaysia ini, kemudian akan membantu, para pekerja yang baru tiba di negara itu. Ikatan emosional yang tinggi, karena biasanya mereka mempunyai hubungan kekerabatan yang dekat,” imbuhnya.

Tidak hanya Pulau Bawean, beberapa daerah lain juga dikenal sebagai sentra untuk bekerja di Malaysia. Nusa Tenggara Barat , Nusa Tenggara Timur adalah kawasan yang telah dikenal sejak lama sebagai pusat pekerja untuk darah daerah perkebunan di Malaysia Timur. Drajat menerangkan, orang–orang dari kawasan Indonesia bagian tengah dan timur, biasanya memanfaatkan, jalur Nunukan sebagai pintu untuk masuk ke Malaysia. Untuk Malaysia Semenanjung, biasanya mereka masuk melalui Pulau Penang, atau Singapura, sebelum negara itu menghentikan penggunaan tenaga kerja asing .

Mereka biasanya bekerja di kawasan perkebunan karet, kelapa sawit, atau sebagai pekerja kasar untuk membangun infrastruktur di Malaysia. Hal itu, juga tidak terlepas dari orang Malaysia, yang enggan mengerjakan pekerjaan–pekerjaan yang kotor, sulit dan berbahaya. Ini diistilahkan dengan dengan “3 Ds” atau dirty, difficult and
dangerous
.

Advertisement

Kondisi tersebut, menurut dia, berlangsung sampai sekitar awal tahun 80–an. Keadaan mulai berubah, ketika keberadaan perusahaan jasa pengerah tenaga kerja mulai muncul. Mereka acap kali dikategorikan pekerja ilegal, karena tidak melalui jalur resmi. Meski dikatakan ilegal, kata Drajat, jalur tradisonal yang telah terjalin selama ratusan tahun ini tetap bertahan hingga kini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif