News
Senin, 16 Mei 2016 - 19:00 WIB

KONTROVERSI LION AIR : Tak Masuk Terminal 2 Bandara Soetta, Izin Terancam Dicabut

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lion Air (JIBI/Bisnis Indonesia/Paulus Tandi Bone)

Kontroversi Lion Air kembali terjadi dengan kedatangan pesawat Singapura-Jakarta tak melalui Terminal 2 Bandara Soetta.

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Perhubungan mengatakan salah satu sanksi yang berpotensi diberikan kepada maskapai Lion Air. Hal itu akibat kelalaian yang menyebabkan kedatangan penumpang dengan pesawat JT161 Singapura-Jakarta tidak melalui Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng.

Advertisement

Direktur Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maryati Karma, mengatakan saat ini Kemenhub bersama Otoritas Bandara Soekarno Hatta tengah melakukan penyelidikan terkait kelalaian maskapai milik Rusdi Kirana tersebut.

“Sanksinya belum ditentukan, prosedurnya semua akan kami cek ulang. Sebelumnya sudah dikasih sanksi, sebagian rutenya dicabut. Jadi bisa saja dicabut dengan sanksi-sanksi sebelumnya delay sejak awal 2016,” tuturnya.

Maryati menyebut potensi sanksinya bisa macam-macam sehingga akan melihat masalah ini apakah dari imigrasi, kelalaian disengaja, atau tidak disengaja. Investigasi tersebut juga akan menggandeng pihak imigrasi dari Kementerian Hukum dan HAM.

Advertisement

Sejauh ini, Maryati mengakui adanya temuan kesalahan prosedur dari pihak operator. Maryati menyatakan kesalahan ground handling menyebabkan penumpang diturunkan ke Terminal 1 seharusnya operator melaporkan ke Otoritas Bandara bukan hanya kepada pihak imigrasi.

“Kami sebagai Pembina tugasnya membina operator, akan kami telusuri permasalahannya dimana. Nanti lihat hasil investigasi secepatnya,” ungkap Maryati.

Direktur Operasional dan Engineering, Djoko Murjatmodjo, mengatakan dalam rapat terbatas bersama pihak Lion Air, insiden tersebut merupakan kelalaian yang murni dilakukan maskapai. Kasus ini akan diinvestigasikan oleh instansi masing-masing.

Advertisement

“Ke depannya masih ada antisipasi, lebih sering untuk monitoring dan seleksi personil. Kami melihat ini murni dari maskapai, aturannya sudah begitu,” jelas Djoko.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif