News
Kamis, 22 Januari 2015 - 16:10 WIB

KONTROVERSI ABRAHAM SAMAD : Ini Pernyataan KPK Soal Tudingan Samad Dekati PDIP

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Johan Budi. (JIBI/Solopos/Antara/ Wahyu Putro A.)

Kontroversi Abraham Samad terkait isu bahwa dia pernah mendekati PDIP saat Pilpres 2014 dikaitkan dengan penetapan Budi Gunawan sebagai tersangka.

Solopos.com, JAKARTA — Deputi Pencegahan KPK, Johan Budi, mengimbau kepada siapapun untuk tidak mendiskreditkan Ketua KPK, Abraham Samad, yang diduga telah melakukan lobi terhadap elite PDIP saat Pilpres 2014 untuk maju sebagai cawapres Jokowi.

Advertisement

“Siapapun boleh melakukan apapun, asal jangan sampai dalam rangka mendeskritkan orang,” tutur Johan di Gedung KPK Jakarta, Kamis (22/1/2015).

Menurut mantan Juru Bicara KPK tersebut, jika apa yang disampaikan oleh PDIP tentang Abraham Samad diyakini sebagai sebuah kebenaran, maka harus diselidiki lebih dalam sejauh mana kebenarannya tersebut.

“Kalau [yang] disampaikan ternyata benar ya tentu kami [KPK] harus melihat sejauh mana dokumen soal rekam jejak itu,” kata Johan Budi.

Advertisement

Johan Budi menilai seandainya Ketua KPK terlibat seperti apa yang telah disebutkan PDIP, maka hanya Abraham Samad yang terlibat secara personal, bukan secara institusi. “Apalagi ini adalah lembaga KPK. Meskipun yang terlibat ketua KPK, tentu [institusi] KPK tidak terlibat disana,” tukasnya.

Isu ini menjadi gunjingan publik setelah muncul tulisan di situs Kompasiana dengan judul Rumah Kaca Abraham Samad. Tulisan atas nama Sawito Kartowibowo itu tertanggal 17 Januari 2015 atau setelah Komjen Pol. Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.

Dalam tulisan itu, disebutkan bahwa Ketua KPK, Abraham Samad, memiliki hubungan dekat dengan beberapa petinggi di PDIP. Selain itu, Samad juga disebut kerap bertemu dengan beberapa petinggi PDIP secara rahasia saat Pilpres 2014.

Advertisement

Tulisan itu juga menyebut ada kalimat dendam politik. “Kenapa Jenderal Budi Gunawan yang punya lobi politik kuat mengusulkan Jusuf Kalla, sampai-sampai Samad tersingkir dan marah besar. Samad juga harus jujur ke publik soal tingkah lakunya dalam mendekati PDIP,” sebut tulisan itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif