News
Rabu, 12 Oktober 2011 - 09:47 WIB

Konsumsi BBM bersubsidi lebihi kuota, Pertamina ajak berhemat

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - BERLEBIH -- Petugas di sebuah SPBU mengisikan BBM. Menyusul sudah terlampauinya kuota penggunaan BBM bersubsidi, Pertamina mengajak masyarakat lebih berhemat atau beralih ke BBM nonsubsidi. (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

BERLEBIH -- Petugas di sebuah SPBU mengisikan BBM. Menyusul sudah terlampauinya kuota penggunaan BBM bersubsidi, Pertamina mengajak masyarakat lebih berhemat atau beralih ke BBM nonsubsidi. (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

Cilacap (Solopos.com) – Tingginya konsumsi premium dan solar pada masa Lebaran 2011 di Jateng dan DIY telah membuat penyaluran BBM bersubsidi melebihi kuota cukup signifikan. Pertamina mengajak masyarakat pengguna BBM utk berhemat menggunakan BBM bersubsidi. Tercatat di Jateng-DIY hingga September 2011, penyaluran untuk premium sudah mencapai 107% sedangkan untuk solar mencapai 106%.
Advertisement

GM Fuel Retail Marketing Regional IV Rifky Effendi Hardijanto mengungkapkan untuk wilayah Jateng-DIY, kuota premium yang telah ditentukan sebesar 2.187.160 kiloliter (KL), sedangkan realisasinya mencapai 2.347.752 KL. Adapun untuk solar, dari kuota yang ditentukan 1.171.833 KL, telah disalurkan 1.241.103 KL. “Ini sudah menembus kuota yang telah ditentukan,” kata Rifky saat Gathering Media di Cilacap, Rabu (12/10/2011).

Menurutnya dengan adanya overkuota ini, perlu dilakukan upaya-upaya penghematan pemakaian BBM bersubsidi oleh masyarakat. Pasalnya, target atau kuota hingga akhir tahun sudah ditentukan sebesar 2.924.225 KL, dan untuk solar sebesar 1.566.736 KL. “Langkah pengendalian perlu dilakukan sesegera mungkin. Over kuota ini bukan hanya terjadi di Jateng DIY tapi juga hampir jadi masalah di semua wilayah secara nasional,” imbuhnya.

Bentuk pengendalian, lanjutnya, saat ini masih menjadi bahan kajian pemerintah dengan Pertamina. “Ada beberapa alternatif untuk itu. Yang pasti penghematan perlu dilakukan masyarakat agar penyaluran subsidi cukup hingga akhir tahun ini,” kata dia.

Advertisement

Penghematan itu, untuk sementara bisa dilakukan dengan mendorong budaya malu bagi masyarakat mampu dalam mengonsumsi BBM subsidi dan segera beralih ke konsumsi BBM nonsubsidi seperti Pertamax. Seperti diketahui Pemerintah saat ini tengah mengkaji wacana pelarangan penggunaan premium dan solar subsidi bagi pemilik mobil pribadi di Jawa-Bali mulai April 2012 mendatang.

Untuk menyiapkan langkah pengendalian model ini, kata Rifky, Pertamina sedang meningkatkan penyediaan layanan produk Pertamax. Hingga September, dari 688 SPBU yang tersebar di Jateng dan DIY, sebanyak 447 atau 65% telah menyediakan pelayanan produk Pertamax.

nuc

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif