News
Selasa, 7 April 2015 - 17:30 WIB

KONGRES PDIP : Rudy Tolak Jokowi Jadi Ketua Umum PDIP

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri (Dok/JIBI/Bisnis)

Kongres PDIP diprediksi akan mengukuhkan kembali Megawati Soekarnoputri sebagai ketua. DPC PDIP Solo menolak Jokowi.

Solopos.com, SOLO — Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) PDIP Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo (Rudy), menolak Joko Widodo (Jokowi) menjadi Ketua Umum PDIP. DPC PDIP Solo tetap bulat mendukung Megawati Soekarnoputri.

Advertisement

Hal tersebut disampaikan Rudy, sekaligus memastikan Megawati Soekarnoputri bakal kembali memimpin partai berlambang banteng moncong putih. “DPC PDIP tetap tegak lurus menjadi satu barisan Megawati Soekarnoputri. Ibu [Megawati] masih sehat dan masih sangat dibutuhkan partai, dan beliau masih akan menjabat Ketum [PDIP] lagi,” kata Rudy di Balai Kota, Selasa (7/4/2015).

Rudy mengatakan Kongres PDIP 9-12 April mendatang di Bali hanya mengukuhkan Megawati Soekarnoputri menjadi Ketum PDIP. Rudy menilai wacana terkait pencalonan Jokowi menjadi Ketum PDIP merupakan ulah oknum yang ingin menjatuhkan Jokowi dan Megawati.

Petugas Partai

Advertisement

Peringatan HUT ke-42 PDIP , Sabtu (10/1/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Muhammad Adimaja)

Hal ini sekaligus menepis tudingan hubungan Megawati dan Jokowi yang santer disebut tengah renggang. “Tidak ada yang renggang. Jokowi dan saya itu sama, yakni sama-sama petugas partai,” katanya.

Rudy bahkan mempertanyakan hasil survei sejumlah lembaga yang melakukan terkait pencalonan Ketum PDIP. Menurut Rudy, mencuatnya nama Jokowi sebagai Ketua Umum PDIP karena survei dilakukan bukan pada internal partai. “Ini Kongres bukan Pemilu Presiden. Jadi hasil survei tidak ada artinya,” ujar Rudy.

Advertisement

Rudy menjelaskan tidak mungkin mantan patnernya saat memimpin Kota Solo akan menjabat sebagai Ketum PDIP. Rudy justru mengingatkan Jokowi untuk menjaga komitmenya bahwa Ketum partai dilarang untuk duduk di kursi pemerintahan. Artinya Jokowi akan melanggar komitmennya jika menjadi Ketum partai.

“Jika Pak Jokowi melanggar komitmennya sendiri, beliau akan terjatuh ke lubang yang dalam. Jadi soal Pak Jokowi jadi Ketum tidak benar,” sambung Wali Kota Solo ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif