News
Selasa, 8 Desember 2015 - 03:35 WIB

KONGRES IPNU : Kongres Ricuh, Aktivis IPNU Pingsan dan Luka-Luka

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi

Kongres IPNU di Asrama Haji Donohudan ricuh sehingga peserta pingsan dan luka-luka akibat lempar-lemparan botol hingga kursi.

Madiunpos.com, BOYOLALI — Kongres XVIII Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Senin (7/12/2015) petang, berlangsung ricuh. Salah seorang peserta kongres pingsan terkena lemparan kursi dan lebih dari lima peserta mengalami luka ringan.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Kantor Berita Antara dari delegasi PW IPNU Jatim menyebutkan kericuhan itu terjadi lantaran perbedaan pendapat di antara peserta kongres tentang usia calon ketua umum. Mengemuka dua pendapat dalam kongres itu, yakni usia calon ketua umum 27 tahun dan 29 tahun.

Dalam sidang komisi Peraturan Dasar Rumah Tangga (PDRT) menghasilkan usia calon ketua umum 29 tahun atau tetap sebagaimana peraturan sebelumnya, sedangkan batas usia 27 akan dibahas dalam Rakernas.

Suasana memanas saat hasil tersebut dibacakan dalam Sidang Pleno. Peserta pro-usia 27 tahun tidak bersepakat atas hasil sidang komisi.

Advertisement

“Kongres adalah forum tertinggi di IPNU, usia harus diselesaikan di kongres, bukan di rakernas,” kata seorang peserta dari IPNU DKI Jakarta, Saerozi.

Lempar Kursi
Seketika itu, peserta saling lempar botol dan tas, bahkan kursi. Akibatnya, salah seorang peserta pingsan terkena lemparan kursi di bagian kepala yang diketahui bernama Abdullah Muhdi dari IPNU Jawa Timur, sehingga acara diskors.

Menanggapi kejadian itu, Ketua PW IPNU Jatim Haikal Atiq Zamzami menegaskan bahwa kongres ini tidak bisa diteruskan karena sudah menelan korban. “Kami mohon PBNU turun tangan untuk menyelamatkan IPNU, kami meminta PBNU hadir,” kata Haikal.

Advertisement

Menurut dia, PBNU adalah “orang tua” IPNU, maka PBNU tentu bisa mengatur masa depan IPNU yang merupakan badan otonomnya. “Keputusan Muktamar Jombang menjadi komitmen IPNU Jatim dan Jakarta untuk mengawalnya. IPNU sebagai anak akan mengawal betul. Keputusan Muktamar NU wajib kami kawal,” katanya.

Selain itu, IPNU Jatim menolak hasil apapun. Keputusan forum yang menuai kericuhan seperti ini, tidak bisa diterima. “Kami tidak sepakat dilanjutkan karena ini sudah tentu akan memicu konflik lagi yang lebih besar, kita ingin forum ini deadlock sampai PBNU hadir dalam forum kongres,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif