News
Minggu, 12 Mei 2013 - 08:53 WIB

KONFLIK SURIAH : Serangan Bom di Turki Tewaskan 43 Orang, Rezim Assad Dituding Terlibat

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Reuters)

Warga berkerumun di lokasi ledakan bom di pusat Kota Reyhanli, Turki selatan yang berdekatan dengan wilayah perbatasan Suriah, Sabtu (11/5/2013). Dua ledakan bom terjadi di kota yang juga menampung banyak warga pengungsi Suriah itu dan menewaskan setidaknya 43 jiwa. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

REYHANLI – Dua bom mobil menewaskan setidaknya 43 orang dan melukai banyak lainnya di Kota Reyhanli, Turki yang berbatasan dengan wilayah Suriah, Sabtu (11/5/2013). Insiden ini memicu kekhawatiran baru bahwa konflik di Suriah merembet ke wilayah tetangga.
Advertisement

Ledakan dua bom mobil itu terjadi di ruas jalan yang sibuk di dekat kawasan pusat perbelanjaan Reyhanli, siang, dan menghancurkan banyak bangunan di kota wilayah Provinsi Hatay, Turki selatan yang juga menampung banyak pengungsi Suriah itu. Kerusakan terjadi setidaknya hingga radius 1 km dari pusat ledakan.

Wakil Perdana Menteri Turki, Bulent Arinc menyatakan bahwa pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad merupakan pihak yang bertanggung jawab atas insiden ini. “Kita tahu bahwa warga yang mengungsi di wilayah Hatay sudah menjadi sasaran rezim Suriah,” tukas Arinc dalam pernyataan di saluran TV nasional. “Kami selalu menganggap mereka [pemerintah Suriah] sebagai tersangka yang lazim terkait perencanaan untuk serangan yang mengerikan ini,” imbuhnya.

Pejabat lain wakil perdana menteri Turki, Besir Atalay, seperti dikutip saluran NTV menyatakan penyelidikan sementara menunjukkan penyerang berasal dari dalam wilayah Turki, namun punya keterkaitan dengan badan intelijen Suriah. Sejauh ini belum ada pernyataan bertanggung jawab dari pihak mana pun atau reaksi dari Damaskus.

Advertisement

AS mengutuk keras serangan bom ini dan menjanjikan dukungan penuh untuk memburu para pelaku. Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO, Anders Fogh Rasmussen dan Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius menegaskan “solidaritas penuh” terhadap Turki.

Turki yang juga anggota NATO sejak lama khawatir dengan dampak konflik di Suriah, apalagi setelah wilayah mereka juga menjadi sasaran serangan mortir dari wilayah Suriah. Konflik ini juga memicu konfrontasi antara kelompok Sunni dan Syiah di Timur Tengah, di mana Iran yang Syiah mendukung rezim Assad sementara negara Sunni besar seperti Arab Saudi mendukung kelompok pemberontak.

Turki saat ini menampung lebih dari 300.000 warga Suriah yang kini tinggal di kamp-kamp sepanjang 900 km garis perbatasan Turki-Suriah. Kelompok oposisi utama Suriah, Syrian National Coalition (SNC) menyebut serangan ini adalah upaya yang gagal untuk mematahkan persaudaraan antara warga Turki dan Suriah dan bertujuan “menghukum” Turki yang selama ini mendukung kelompok oposisi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif