News
Rabu, 22 Februari 2012 - 13:18 WIB

KONFLIK SURIAH: Palang Merah Serukan Gencatan Senjata

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Konflik Suriah

Konflik Suriah

DAMASKUS-Palang Merah Internasional menyerukan adanya gencatan senjata di Suriah. Hal ini menyusul tindakan pasukan pemerintah Suriah yang masih terus melakukan kekerasan terhadap warga sipil. Mereka membunuh sekitar 100 orang dalam serangan ke desa-desa dan serangan artileri ke kota Homs.

Advertisement

Sekjen Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Ban Ki moon sedang mencari kandidat sebagai kordinator kemanusiaan di Suriah, yang tugasnya juga untuk mencari solusi politik atas konflik di Suriah.

Seperti diberitakan Reuters, Rabu (22/2/2012), Komite Koordinasi lokal menyatakan, pasukan keamanan telah membunuh sekitar 100 orang di Homs dan menyerang desa-desa di Provinsi Idlib yang berada di dekat Turki.

Organisasi oposisi menyebutkan, sepuluh anak-anak dan tiga wanita tewas dalam insiden tersebut.

Advertisement

Sementara di Damaskus, ibukota Suriah, pasukan keamanan juga melepaskan tembakan ke para demonstran sepanjang malam. Akibatnya, empat orang terluka. Kekerasan terus melanda Damaskus sejak seminggu terakhir.

Sebelumnya Palang Merah Internasional telah meminta pihak berwenang dan pemberontak untuk menyetujui gencatan senjata harian. Dengan begitu organisasi tersebut dapat membantu menyelamatkan jiwa di wilayah-wilayah konflik, khususnya Homs.

“Ini harus berlangsung selama dua jam setiap hari, sehingga Palang Merah dan relawan Bulan Sabit Merah memiliki cukup waktu untuk memberikan bantuan dan mengevakuasi yang terluka dan sakit,” kata Presiden Palang Merah Internasional, Jakob Kellenberger.

Advertisement

Sementara itu, negara-negara Barat dan Arab yang secara terbuka mendukung kejatuhan Assad, tengah mempersiapkan pertemuan perdana dengan kelompok “Friends of Syria” di Tunisia pada Jumat (24/2) depan.

Ditanyakan tentang prospek mempersenjatai para pemberontak, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan: “Kami tidak percaya bahwa hal itu masuk akal untuk berkontribusi sekarang pada militerisasi di Suriah,” ujar Nuland.

PBB memperkirakan, lebih dari 6.000 orang telah tewas sejak pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad melancarkan kekerasan terhadap para demonstran antipemerintah sejak Maret 2011. Dalam aksinya, para demonstran gigih menuntut pengunduran diri Assad. detikcom

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif