News
Rabu, 6 Januari 2016 - 21:30 WIB

KONFLIK KOREA : "Gempa" Uji Coba Bom Hidrogen Korut, Ekonomi Korsel Terguncang

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Reuters/Khaled Abdullah)

Konflik Korea kembali memanas. Uji coba bom hidrogen Korut mengguncang ekonomi Korsel hari ini.

Solopos.com, SEOUL — Aktivitas Korea Utara yang diduga kembali melakukan ujicoba proyek bom nuklirnya, rupanya menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi otoritas keuangan dan perekonomian Korea Selatan.

Advertisement

Akibatnya, para pejabat resmi bidang perekonomian Korea Selatan pun langsung menggelar pertemuan strategis, setelah pemerintah Korea Utara memberikan keterangan resmi bahwa ujicoba peledakan bom yang diklaim sebagai bom hidrogen, berhasil dilakukan pada Rabu (6/1/2016). Dalam pertemuan tersebut, para pejabat membahas tentang implikasi dari kebijakan militer Korea Utara.

Sebagai catatan, akibat dari aktivitas militer Pyongyang tersebut, kurs won merosot ke posisi terendah selama tiga bulan terakhir. Sementara itu, nilai saham di pasar perdagangan Korea Selatan turun sebanyak 1% pada Rabu di Seoul.

Advertisement

Sebagai catatan, akibat dari aktivitas militer Pyongyang tersebut, kurs won merosot ke posisi terendah selama tiga bulan terakhir. Sementara itu, nilai saham di pasar perdagangan Korea Selatan turun sebanyak 1% pada Rabu di Seoul.

Seusai pertemuan tersebut, para pejabat langsung merilis keterangan resmi untuk menenangkan dan meyakinkan pasar. Pejabat resmi BOK Park Jun Seo mengatakan, bank sentral siap untuk melakukan intervensi dan operasi untuk menjaga stabilitas pasar. “Di sisi lain, sesungguhnya risiko perlambatan ekonomi Tiongkok dan pasar negara berkembang tetap menjadi masalah nyata daripada Korea Utara,” katanya, Rabu, seperti dilaporkan Reuters.

Senada, Wakil Ketua Komisi Jasa Keuangan Korea Selatan Jeong Woo Chan juga mengatakan pemerintah akan menyiapkan langkah-langkah untuk menstabilkan pasar keuangan jika diperlukan. “Pemerintah akan memperkuat komunikasi dengan pasar,” katanya.

Advertisement

Sementara itu, kondisi ekonomi Negeri Ginseng ini sebenarnya telah terpukul oleh beragam skandal dalam negeri. Kecelakaan kapal feri di lepas pantai selatan dan wabah penyakit pernapasan mematikan yang terjadi selama dua tahun terakhir telah memukul perekonomian negara ini. Bahkan beberapa kalangan menilai, skandal dan performa ekonomi domestik justru memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan ancaman Kim Jong Un ke Seoul.

“Aksi Korea Utara ini memang dapat mempengaruhi sentimen rakyat, tetapi tidak cukup untuk memukul pasar keuangan atau perekonomian.” kata Hong Jun Pyo, Ekonom Hyundai Research Institute, Rabu, dikutip dari Bloomberg.

Sementara itu, Park mengatakan reaksi pasar terhadap uji coba nuklir Korea Utara ini diharapkan akan berjalan seperti yang pernah terjadi sebelumnya, yakni pada 2006, 2009 dan 2013. Dia berharap, aksi Korea Utara tersebut hanya akan mempengaruhi nilai tukar won selama beberapa hari saja.

Advertisement

Namun, Park juga mengaku akan tetap mewaspadai dampak yang lebih parah dari yang pernah terjadi sebelumnya. Pasalnya, uji coba nuklir berpeluang semakin menyeret turun sentimen konsumen dalam perekonomian, di tengah turunnya ekspor. Di sisi lain, uji coba nuklir ini juga akan menambah peluang investor untuk menarik dana dari Korea Selatan. Setelah sebelumnya, telah dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat, (Federal Reserve/The Fed).

Sementara itu Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) juga menggelar rapat mendadak pada Rabu untuk mendiskusikan uji coba nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara. “Amerika Serikat dan Jepang sudah mengajukan izin berkonsultasi kepada Dewan Keamanan terkait dugaan uji coba nuklir Korea Utara,” kata Hagar Chemali, konsulat AS untuk PBB.

Namun, Chemali belum mengetahui apakah Dewan Keamanan PBB akan kembali memberikan sanksi ke Pyongyang. Sekedar informasi, saat ini Korea Utara telah mendapat sanksi dari PBB, Uni Eropa, dan Amerika Serikat akibat program nuklirnya. PBB berpeluang menambah sanksi bagi Pyongyang, apabila aksi peledakan bom hidrogen tersebut terbukti sebagai senjata nuklir. Sebelumnya US Geological Survey mendeteksi ledakan tersebut sebagai gempa dengan kekuatan 5,1 skala richter di dekat lokasi Punggye-ri.(Reuters/Bloomberg/).

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif