News
Rabu, 26 November 2014 - 14:30 WIB

KONFLIK INTERNAL PARTAI GOLKAR : Titiek Soeharto: Protes Terhadap Munas Golkar Terlambat

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Prabowo-Titiek Soeharrto (Twitter)

Solopos.com, JAKARTA — Kisruh internal Partai Golkar dalam rangka menyambut pemilihan Ketua Umum lewat Munas IX disayangkan oleh Ketua Bidang Tani dan Nelayan DPP Golkar Siti Hediyati Haryadi atau akrab dipanggil Titiek Soeharto. Baca: Rapat DPP Golkar Ricuh Lagi, 1 Orang Luka.

Aksi pukul antara Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) serta kericuhan di dalam forum rapat pleno kantor DPP Golkar sebenarnya tidak perlu terjadi apabila semua pengurus mengikuti Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) partai.

Advertisement

Menurut Titiek, penyelenggaraan Munas Golkar IX tetap akan berlangsung pada 30 November-3 Desember 2014 di Bali sesuai keputusan rapimnas di Jogja pada 18-19 November lalu. Putri kedua mantan Presiden Soeharto itu menyesalkan jika protes penyelenggaraan Munas baru dilakukan ketika rapat pleno.

“Memang sebagian ada yang tidak setuju. Kalau tidak setuju jangan diprotes di sini, tetapi di rapimnas kemarin,” kata Titiek itu di Gedung DPR RI Senayan Jakarta, Rabu (26/11/2014).

Sebelumnya rapat pleno yang dipimpin Theo L Sambuaga membahas pelaksanaan Munas IX di Bali ricuh lantaran mendapat protes dari pihak bakal calon ketua umum di luar Aburizal Bakrie. Ada tujuh bakal caketum di luar Ical menginginkan pelaksanana Munas diundur maksimal Januari 2015.

Advertisement

Dengan adanya keributan itu, Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno meminta Kapolri agar tidak memberi izin pelaksanaan Munas Golkar di Bali karena dikhawatirkan akan mengganggu kunjungan wisatawan di Pulau Dewata. Tedjo beralasan kericuhan yang terjadi di DPP Golkar berpotensi bakal terulang di Bali.

Titiek menyayangkan sikap pemerintah melarang kegiatan tersebut. Ia tidak ingin tergesa-gesa menganggap pemerintah melakukan intervensi terhadap partai Golkar. Baca: IPW Dukung Menko Polhukam Larang Munas Golkar di Bali.

“Saya rasa biar masyarakat yang menilai sendiri. Kalau kita ingin mengadakan munas kenapa harus dilarang-larang, toh tidak ada masalah, kita tidak bikin ribut apa-apa, kenapa dilarang,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif